Amir Jama’ah
Ansharut Tauhid, Abu Bakar Ba’asyir memberikan tausiyahnya kepada Umat Islam
yang memperjuangkan Islam melalui jalan parlemen.
“Ada yang
berpendapat bahwa memperjuangkan syariat Islam itu bisa dimenangkan oleh partai
partai Islam di dalam parlemen. Saya tanya pada saudara, Partai Islam manakah
di dunia ini yang telah berhasil menang melalui sistem demokrasi sehingga tegak
daulah Islamiyyah?” tanyanya kepada para tamu yang menjenguknya di Lembaga
Permasyarakatan.
Pria yang
akrab disapa Ustadz Abu ini mencontohkan kiprah partai FIS (Front Islamic du
Salut) yang memenangkan pemilu di Al Jazair. Meski berhasil memenangkan pemilu
pertama, namun pemerintah Al Jazair membatalkan kemenangan itu dengan berbagai
alasan.
“Lalu pemilu
diulang lagi, pada pemilu kedua menang lagi. Setelah itu ditumpas sampai
habis,” bebernya.
Demikian
juga dengan Partai Masyumi di Indonesia. Abu Bakar Ba’asyir mengakui tujuan
perjuangan Masyumi yaitu tegaknya Daulah Islamiyyah. Para pemimpinnya pun
dikenal para tokoh Islam yang baik dan jujur.
“Tetapi apa
yang terjadi setelah memenangkan pemilu?” tanyanya. “Partainya (Masyumi)
ditumpas oleh Soekarno,” lanjutnya.
Syariat
Islam, kata Abu Bakar Ba’asyir, tidak akan bisa diamalkan secara murni dan
kaffah tanpa adanya kekuasaan atau Daulah Islamiyyah. Dan, kekuasaan atau
Daulah Islamiyyah itu tidak akan bisa berhasil dimenangkan tanpa menyertakan
jihad di dalamnya.
“Saudara,
ketahuilah bahwa Jihad itu adalah kunci kemenangan, kunci kemuliaan, kunci
kehormatan bagi Islam dan kaum muslimin,” ujarnya
Oleh karena
itu, di dalam memperjuangkan tegaknya Syariat Islam dan Daulah Islamiyyah
kuncinya hanya ada pada jihad. “Tanpa jihad, umat Islam tidak akan berhasil
memperjuangkan tegaknya Daulah Islamiyyah,” tutupnya.
Dari hal tersebut diatas menurut saya sebagai admin, bahwa demokrasi itu bukan untuk orang Islam tapi demokrasi itu untuk orang liberal dan selain islam,dan orang islam boleh berdemokrasi tapi tidak boleh menang, jika islam menang maka tidak di akui dan harus di kudeta atau di habisi karena pecipta demokrasi bukan islam, jadi jangan berharap dengan demokrasi karena demokrasi tidak ubahnya dengan democrazy.