Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengkritik kebijakan ketahanan
pangan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. Samad
menyatakan, inseminasi buatan yang dilakukan pemerintah terhadap
sapi-sapi lokal merupakan bentuk penipuan terhadap rakyat.
"Kita
dibodoh-bodohi terus!" kata Samad saat menyampaikan pidato dihadapan
ribuan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-III PDI Perjuangan di
bilangan Ancol, Jakarta, Sabtu (9/7).
Samad menjelaskan,
program inseminasi sapi merupakan program yang dibuat untuk membuat
sapi-sapi betina lokal lebih cepat melahirkan keturunan. Dalam konteks
tujuan, program ini memang terkesan baik karena bisa meningkatkan angka
produksi sapi dalam negeri dalam waktu sesaat.
Namun ternyata, kritik Samad, sapi yang dilahirkan dari hasil inseminasi buatan tidak bisa
melahirkan keturunan. "Sehingga mata rantai produksinya berhenti sampai disitu," ujarnya. Samad
juga mengkritik pernyataan pemerintah yang menyebut produksi daging
sapi lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Menurutnya, berdasarkan penelitian KPK, sentra-sentra penghasil daging
sapi di Bali, Surabaya, dan NTT cukup mampu memenuhi kebutuhan daging
sapi nasional.
Namun ternyata ada sejumlah oknum yang sengaja
menyelundupkan daging sapi itu keluar negeri melalui Kalimatan supaya
menciptakan kesan seolah-olah Indonesia kekurangan produksi daging sapi.
"Akhirnya kita impor dan ketergantungan kita pada negara luar terjadi,"
katanya.
Berbagai regulasi impor pangan yang dikeluarkan
pemerintah akhirnya hanya merugikan negara. Kebijakan impor pangan
menurutnya terus dilanggengkan untuk memberi keuntungan kepada par
pelaku importir hitam dan oknum kementerian tertentu. Sementara petani,
justru mengalami kerugian.