Foto Ilustrasi
Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) periode
2004-2009 Adhyaksa Dault mengaku bersyukur proyek Hambalang tidak jadi
berjalan dieranya. Mengingat, anggaran yang belum disetujui DPR akibat
sertifikat tanahnya belum ada.
Dia bersyukur lantaran
itu tidak berjalan. Sebab, kalau berjalan proyek Hambalang di eranya,
bisa saja kasus itu justru muncul saat masa kepemimpinan Adhiyaksa.
"Saya
bersyukur juga sertifikat tidak jadi sekarang kan. Jika tidak, jadi ini
(terjerat) juga saya sekarang ini," kata Adhyaksa saat bersaksi di
sidang terdakwa Deddy Kusdinar di Pengdilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Adhyaksa memparkan bahwa
proyek Hambalang pertama kali dibuat masterplannya tahun 2006 dengan
bentuk rancangan sekolah olahraga saja dan anggaran sebesar Rp 125
miliar.
Kemudian, dilakukan penelitian bahwa tanah di desa
Hambalang tersebut terdiri tanah lempung sehingga hanya boleh dibangun
bangunan setinggi dua lantai ke atas dan dua lantai ke bawah.
Tetapi, rencana pembangunan tersebut dipetieskan karena ternyata sertifikatnya belum ada.
"Anggaran di DPR dibintangi. Tidak bisa dicairkan jika sertifikat belum jadi," ujarnya.
Apalagi,
setelah dua kali mendatangi Badan Pertanahan Nasional (BPN) tahun
2007,2009 dan menemui Kepala BPN saati itu Joyo Winoto untuk mengurus
sertifikat, tidak ditanggapi positif.
Sehingga, diakhir
kepemimpinannya, akhir tahun 2009, proyek masih status dibintangi oleh
DPR. Itu artinya, anggaran belum turun. [gus]