Stasiun televisi
AlFarain mengumumkan, Jumat (8/11), Jenderal
Abdel Fatah As Sisi dirawat di rumah sakit. Televisi pendukung kudeta
itu juga meminta rakyat Mesir mendoakannya.
Pengumuman yang disertai permintaan doa itu menguatkan spekulasi bahwa
As Sisi sedang kritis setelah beredar isu bahwa pemimpin kudeta itu
ditembak di pangkalan laut di Alexandria. Isu lain yang dikatakan nara
sumber
Aljazeera, sejarawan Muhammad Jawadi bahwa As Sisi keracunan makanan dan obat-obatan.
Wartawan Hamdi Syafiq membuat sejumlah analisa terkait pengumuman televisi
AlFarain.
Kemungkinan pertama, pengumuman tersebut untuk menutupi pemberitaan
tentang banyaknya pembantaian yang dilakukan As Sisi. Ketika dia sakit,
akan ada simpati rakyat kepadanya, dia akan kembali meraih popularitas.
Kemungkinan kedua, seperti yang disampaikan Amru Farrag, direktur kantor berita
Rassd,
bahwa As Sisi menghilang karena anjuran dari perusahaan public relation
Amerika yang dikontrak Mesir untuk mengangkat citranya. As-Sisi setelah
ini akan kembali muncul dengan performa dan pengaruh yang baru.
Kemungkinan ketiga, As Sisi menghilang dengan tujuan atas perintah
Amerika agar Adli Mansur dan Bablawi (presiden dan perdana menteri
kudeta) muncul ke publik dan seakan mempunyai peran memerintah, bukan
sekadar boneka pajangan.
Sedangkan kemungkinan keempat, As Sisi benar-benar kritis. Seperti
disebutkan di awal. Jika demikian, menurut Syafiq, tidak menutup
kemungkinan akan ada pengumuman berikutnya bahwa As Sisi meninggal
dunia. [AM/bersamadakwah/dakwatuna)