REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penangkapan Presiden Partai Keadilan
Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq pada Rabu (29/1) mengejutkan jutaan kader
PKS.
Partai yang selama ini mengusung citra antikorupsi itu pun harus menenangkan kadernya di akar rumput.
Kader PKS dari Dewan Perwakilan Ranting Pasar Minggu Deni Saiful
menganalisis konstruksi dari penangkapan Luthfi kacau balau. "Yang bikin
skenario kurang profesional," katanya menegaskan dalam pesan
BlackBerry, Kamis (31/1).
Saat berita penangkapan muncul, tuturnya, sopir menteri pertanian diisukan ikut ditangkap. Akan tetapi, ternyata tidak terbukti.
Selanjutnya, anggota DPR yang ditangkap sempat diberitakan berasal
dari Komisi IV. Akan tetapi, ternyata yang ditangkap adalah Luthfi Hasan
Ishaaq yang notabene berasal dari Komisi I.
Kemudian, dia pun mempertanyakan tuduhan dari KPK bahwa Luthfi dan
Menteri Pertanian Siswono mengatur impor daging sapi dengan adanya kasus
tersebut.
"Jelas salah alamat karena mentan tak lagi mengatur impor daging. Impor daging yang mengatur kuotanya Deperindag," ujarnya.
KPK sudah menetapkan Luthfi sebagai tersangka pada Rabu (30/1) malam.
Bersama Luthfi, penyidik menetapkan tiga tersangka lainnya, yakni dua
direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi, serta
Ahmad Fathanah.
Ahmad Fathanah ditangkap bersama Maharani oleh KPK di Hotel Le
Meredien Jakarta, Selasa (29/1) sekitar pukul 20.20 WIB. Dari mereka,
didapatkan uang senilai Rp 1 miliar yang diduga akan diberikan kepada
LHI atau Luthfi Hasan Ishaaq.