WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Sejumlah pengamat dan pakar
masalah keamanan di Amerika Serikat menilai, meski Korea Utara kerap
mengancam akan menyerang daratan AS, negeri itu secara teknis belum
memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan serangan rudal
antarbenua.
Pyongyang secara perlahan mampu meningkatkan
kemampuan misil-misil balistiknya dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah pakar bahkan mengatakan misil Korea Utara bisa menghantam
sejumlah wilayah AS, seperti Guam, Hawaii, atau Alaska.
Meski
kenyataan ini harus diwaspadai, para pakar mengatakan tidak ada bukti
sahih bahwa Korea Utara sudah benar-benar memiliki teknologi hulu ledak
yang bisa dipasangkan pada misil balistik jarak jauh. Teknologi seperti
itu sudah lama dimiliki AS, Rusia, China, dan beberapa negara lain
puluhan tahun lalu.
Dengan kata lain, para pakar yakin misil
Korea Utara bisa saja menghantam wilayah AS, tetapi bukan daratan utama
dan bukan dengan senjata nuklir.
"Ancaman terhadap AS yang
dikeluarkan Kim Jong Un mungkin semuanya hanya gertakan belaka," kata
penasihat proliferasi nuklir untuk Presiden Barack Obama, Gary Samore.
"Hampir tidak mungkin Korea Utara memiliki misil nuklir yang bisa menjangkau daratan AS," tambah Samore.
"Korea
Utara tak ingin bunuh diri. Negeri itu memahami serangan langsung
terhadap AS, bisa menjadi akhir bagi negeri itu," tambah Samore.
Dalam
beberapa hari terakhir, Korea Utara terus mengancam akan menyerang
Amerika Serikat dan bahkan menyatakan pemerintah sudah merestui serangan
nuklir terhadap AS.
Meski sebagian kalangan di AS masih
memandang sebelah mata ancaman serangan nuklir Korea Utara, Pemerintah
AS tampaknya tak ingin mengambil risiko. Buktinya, Pentagon mengakui
telah memindahkan sistem pertahanan misil ke Guam, yang menjadi salah
satu sasaran Pyongyang.