Arkanul, juru bicara (jubir) yang mewakili keluarga menyatakan bahwa
hingga saat ini, Sugiyanto, ayah Eko, maupun anggota keluarga lainnya
belum percaya jika Eko Suryanto seorang teroris.
Meski polisi bersikukuh bahwa aksi koboi Densus 88 dengan menembak
mati Eko dan Muhammad Hidayat alias Dayat di sebuah warung kopi di
Tulunggagung Jawa Timur pada Senin (22/7/2013) lalu tidak salah karena
hendak meringkus “teroris”.
“Baru terduga kan? Sebetulnya apa yang terjadi sesungguhnya kan juga
belum tau kan?,” tegas Arkan kepada voa-islam.com pada Jum’at (2/8/2013)
seusai pemakaman.
...Baru terduga kan? Sebetulnya apa yang terjadi sesungguhnya kan juga belum tau kan?...
Selain itu, meski sejumlah media umum juga gencar mengatakan bahwa
yang di bunuh Densus 88 adalah teroris dan mengabarkan yang buruk
tentang Eko, tapi menurut Arkan, keluarga tetap yakin kalau Eko adalah
anak yang baik.
Menurut Pak Guru
-sapaan akrabnya-, selama ini yang
diketahui keluarga maupun para warga dukuh Mluwih desa Kradenan, putra
pertama pasangan Sugiyanto dan Tuginem itu baik dalam bergaul dengan
siapa saja.
“Yang jelas gini, yang kita tau dia itu anaknya baik, dek Eko itu bagus (pergaulannya pada siapa saja -red),” jelasnya.
...Yang jelas gini, yang kita tau dia itu anaknya baik, dek Eko itu bagus (pergaulannya pada siapa saja -red)...
Meski demikian, pihak keluarga mengaku tidak akan menuntut apa-apa
kepada siapapun terkait dengan ditembaknya Eko. Arkan menambahkan,
semuanya akan di serahkan pihak keluarga di akhirat nanti.
Sedangkan didunia, Arkan menegaskan kembali, keluarga tidak akan
menuntut pihak kepolisian ataupun Densus 88 selaku pembunuh sadis Eko
Suryanto.
“
Insya Allah dari keluarga sudah terima kejadian seperti
itu, ya ikhlas. Dan hal itu juga bagus untuk dek Eko sendiri. Kedepan
keluarga tidak akan menuntut apa-apa, keluarga sudah ikhlas dan
urusannya di akhirat nanti,” tandasnya.
...Kedepan keluarga tidak akan menuntut apa-apa, keluarga sudah ikhlas dan urusannya di akhirat nanti...
Seperti diberitakan sebelumnya, Eko Suryanto merupakan salah satu dari dua aktvis Islam
korban pembunuhan Densus 88 di sebuah warung kopi di Tulungagung Jawa
Timur, pada Senin (22/7/2013) lalu.
Eko adalah pemuda kelahiran dukuh Mluweh Rt.15/Rw.07, desa Kradenan,
kecamatan Trucuk, kabupaten Klaten, Jawa Tengah, 28 Juli 1991 silam yang
menurut para warga dan keluarga, sangat baik dan selalu berprestasi di
sekolahnya.