Mata uang rupiah pada Jumat pagi kembali melemah ke posisi Rp11.290 per dolar AS mengantisipasi pengumuman data inflasi periode Oktober dan neraca perdagangan Indonesia.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah 17 poin menjadi Rp11.290 dibanding posisi sebelumnya (31/10) di Rp11.273 per dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta di Jakarta, Jumat mengatakan jelang pengumuman data inflasi periode Oktober 2013 nilai tukar cenderung melemah menyusul antisipasi dari pelaku pasar terhadap data ekonomi Indonesia.

"Pelaku pasar mewaspadai angka inflasi dan neraca perdagangan yang akan dipublikasikan hari ini. Inflasi diperkirakan naik ke 8,6--8,7 persen "year on year" sementara neraca perdagangan kemungkinan kembali defisit walaupun hanya tipis," kata dia.

Menurut dia, neraca pembayaran Indonesia yang masih defisit, serta aliran masuk modal asing yang minim dapat menambah tekanan mata uang domestik.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan ekspektasi data ekonomi Indonesia yang akan di umumkan pada Jumat ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS) akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depannya.

"Diperkirakan Oktober akan terjadi inflasi namun tidak terlalu tinggi, maksimum sebesar 0,4 persen," ujar dia.

Ia menambahkan neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan kembali mencatatkan defisit, kondisi itu disebabkan masih melemahnya ekspor dalam negeri.(antara)