JAKARTA, - Empat dari sembilan fraksi di
Badan Anggaran DPR yang menyatakan dengan komitmen tegas untuk menolak
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Empat fraksi
tersebut adalah fraksi Gerindra, Hanura, PKS dan PDIP. Nurdin
Tampubolon, anggota Fraksi Hanura mengatakan seharusnya pemerintah bisa
mengoptimalkan pendapatan negara agar tidak mengalami defisit anggaran
negara. Dengan demikian, kenaikan harga BBM tidak perlu dilakukan. "Kami
dengan tegas menolak kenaikan harga BBM," kata Nurdin di Gedung Badan
Anggaran DPR Jakarta, Sabtu (15/6/2013).
Nurdin menganggap bahwa
kenaikan harga BBM tersebut hanya akan menyebabkan kenaikan inflasi.
Pemerintah telah menargetkan bahwa inflasi setelah ada kenaikan harga
BBM bisa mencapai 7,2 persen. "Padahal dengan tidak adanya kenaikan
harga BBM saja, inflasi bisa mencapai 5,8 persen," tambahnya.
Sementara
itu, anggota Badan Anggaran dari Fraksi Gerindra Fary Jemmy Francis
mengatakan pihaknya juga menolak kenaikan harga BBM. Sebab dengan
kenaikan harga BBM tersebut akan menyebabkan angka kemiskinan melonjak
dan inflasi meningkat. "Kami juga tidak sepakat pemberian dana
kompensasi kenaikan harga BBM karena itu sifatnya hanya pencitraan,"
tambah Fary.
Sikap senada juga dikatakan oleh anggota Badan
Anggaran dari Fraksi PKS Yudi Widiana Adia. Bagi Yudi, pemerintah saat
ini dinilai tidak maksimal dalam mengelola kebijakan energinya. Sehingga
impor migas melonjak dan menyebabkan neraca perdagangan defisit.
Imbasnya, neraca anggaran juga defisit dan menyebabkan nilai tukar
rupiah terus merosot.
Di sisi lain, pemerintah juga tidak maksimal
dalam mengembangkan transportasi massal. "Menaikkan harga BBM
bersubsidi mendekati puasa dan lebaran ini sangat tidak tepat.
Pemerintah tidak punya kalkulasi matang soal kebijakan ini. Hal tersebut
justru hanya menaikkan angka kemiskinan saja," kata Yudi.
Sikap
serupajuga diambil oleh fraksi PDIP yang disampaikan oleh Sayed Muhammad
Muliady. Fraksi PDIP masih mempertanyakan alasan pemerintah menaikkan
harga BBM. Sebab, dengan menaikkan harga BBM bersubsidi maka ada risiko
kenaikan inflasi dan angka kemiskinan masyarakat.
Adapun lima
fraksi lainnya sepakat untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk
menaikkan harga BBM bersubsidi. Selanjutnya, hasil rapat final tentang
Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(RUU APBNP) 2013 ini akan dibawa ke Rapat Paripurna Senin (17/6/2013)
mendatang