Oleh
M Husnaini
(Penulis Buku “Keadilan Tuhan dalam Tulisan”)
dapatakan aplikasi android update berita PKS
Downlod Now
Segala
kenikmatan di surga tentu tidak gratis. Ibarat tempat wisata, untuk
masuk ke dalamnya diperlukan tiket. Siapa tidak mengantongi tiket harus
rela mundur.
Surga merupakan tempat di akhirat yang dijanjikan
Allah bagi orang-orang beriman. Kehidupan surga penuh keselamatan,
kebahagiaan, dan kemuliaan. Masyarakat dalam surga mendapatkan
kenikmatan yang tidak pernah mereka rasakan di dunia. “Para penghuni
surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah
tempat istirahatnya” (QS Al-Furqan: 24).
Masyarakat surga
mengenakan pakaian berwarna hijau, terbuat dari sutra halus dan tebal
(QS Al-Kahfi: 31). Perhiasan mereka berupa gelang-gelang emas dan
mutiara (QS Al-Haj: 23). Mereka bertelekan pada bantal-bantal hijau dan
permadani-permadani yang indah (QS Ar-Rahman: 74-76).
Bahkan,
menurut keterangan Rasulullah yang dituturkan Muslim, masyarakat surga
tidak buang air kecil maupun air besar. Tidak meludah dan beringus.
Keringat mereka berupa minyak kesturi. Mereka selalu muda, bersih,
halus, tidak berambut kecuali pada kepala dan bulu mata. Tinggi badan
mereka setinggi Nabi Adam, yakni 60 hasta dan seusia Nabi Isa, yakni 33
tahun.
Mereka memperoleh segala yang diinginkan (QS Al-Furqan:
16). Tidak berduka, lelah, apalagi lesu (QS Fathir: 34-35). Setiap hari
selalu riang gembira (QS Yasin: 56-57). Karena dikelilingi anak-anak
muda yang siap melayani. Wajah mereka bagai mutiara tersimpan (QS
At-Thur: 24). Juga disediakan pendamping yang lebih sempurna dari
pendamping mereka di dunia. Para pria beristrikan bidadari-bidadari
cantik dan bermata indah (QS At-Thur: 20). Rumah tangga mereka selalu
rukun dan memuji Allah sepanjang pagi dan petang.
Fasilitas
dalam surga juga serba lengkap dan istimewa. Piring-piring terbuat dari
emas (QS Az-Zukhruf: 71), bejana dan gelas dari perak (QS Al-Insan:
15-16). Ada pohon bidara tidak berduri dan pohon pisang yang
bersusun-susun buahnya (QS Al-Waqiah: 27-34), kebun-kebun dan buah
anggur (QS An-Naba’: 31-34).
Semua buah-buahan itu mudah dipetik
(QS Al-Insan: 4). Juga ada minuman jahe (QS Al-Insan: 17), aneka daging
yang lezat (QS At-Thur: 22), minuman keras yang tidak memabukkan (QS
As-Shaffat: 45-47), dan sungai susu, madu, arak, serta bermacam
buah-buahan lain (QS Muhammad: 15).
Segala kenikmatan di surga
tentu tidak gratis. Ibarat tempat wisata, untuk masuk ke dalamnya
diperlukan tiket. Siapa tidak mengantongi tiket harus rela mundur.
Berikut lima kebaikan untuk mendapatkan tiket itu. Pertama, mencegah
diri dari kemaksiatan.
Sepele, tetapi dalam praktiknya sangat
tidak mudah. Sering kita mampu melanggengkan ibadah, tetapi gagal
menanggalkan kemaksiatan. Boleh dikata, tidak bermaksiat rasanya lebih
berat ketimbang taat. Karena itu, Allah berfirman, “Dan menahan diri
dari dorongan nafsu, maka sungguh surga tempat tinggalnya” (QS
An-Naziat: 40-41).
Kedua, siap hidup sederhana. Kelemahan utama
manusia adalah mudah tergiur oleh kesenangan sesaat dengan mengorbankan
kebahagiaan abadi. Melihat kekayaan Qarun, orang-orang yang gila harta
berseru, “Amboi, andai kita memiliki seperti apa yang diberikan kepada
Qarun. Sungguh ia mempunyai keuntungan yang besar (QS Al-Qashash: 79).
Padahal Rasulullah berkisah, “Saya berdiri di pintu surga, sebagian
besar yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Orang-orang kaya
ditahan dulu” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, gemar mengerjakan
ketaatan kepada Allah. Umat Islam adalah umat yang dididik untuk taat
kepada aturan. “Sungguh Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya” (QS Al-Maidah: 1). Islam disebut sebagai ‘din’, yang
artinya sistem ketundukan atau kepatuhan. Masyarakatnya disebut
‘madinah’, artinya suatu tempat yang kehidupannya teratur, karena
orang-orangnya tunduk dan patuh kepada aturan. Mereka diganjar oleh
Allah dengan surga. “Dan itulah surga yang diwariskan kepadamu, karena
amal yang dahulu kamu kerjakan” (QS Al-A’raf: 43).
Keempat,
mencintai orang-orang saleh. Dunia ini hancur karena adanya orang-orang
jahat yang merasa berbuat baik. Hatinya bukan lagi nurani tetapi sudah
zulmani. Rugilah bergaul dengan orang-orang demikian. Orang-orang saleh
akan memberikan syafaat kepada kita. Tepatlah pesan Rasulullah, “Jangan
kamu bersahabat, kecuali dengan orang Mukmin dan jangan pula makan
makananmu, kecuali orang yang bertakwa” (HR Tirmidzi). Pentingnya
bergaul dengan orang-orang saleh, kata Rasulullah, karena setiap orang
akan bersama dengan kekasihnya (HR Bukhari dan Muslim).
Kelima,
memperbanyak doa kepada Allah agar dapat menutup hidup dengan khusnul
khatimah. Tiada daya tanpa pertolongan Allah. Memperbanyak doa merupakan
wujud pengakuan bahwa kita memang hamba yang serba lemah. Sepanjang
berkenan melangitkan doa, niscaya Allah akan menjawabnya. “Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.
Maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al-Baqarah: 186).