Idul Fitri
yang mestinya merupakan hari suka cita, tapi jadi hari duka bagi Muslim
Rohingya yang bermukim di kamp Oon Daw Gyi, dan lainnya. Mereka jadi korban
aksi brutal militer setempat.
Enam Muslim
Rohingya gugur dan belasan lainnya luka-luka di kamp ini.
Rohingya
News Agency (RNA),
Sabtu (10/8/2013) melaporkan, kejadian bermula pada Jumat (9/8/2013) pagi.
“Kami jadi
korban Peraturan Darurat 144 yang melarang kami untuk shalat Idul Fitri. Sehari
kemudian, dua anak dari kamp Oon Daw Gyi pergi memancing ke sungai terdekat.
Entah bagaimana kejadiannya tiba-tiba muncul tentara lokal dan dua anak itu
jadi korban penembakan. Satu anak meninggal di tempat, satunya lagi selamat,”
demikian pengakuan seorang warga Oon Daw Gyi yang meminta identitasnya
dirahasiakan.
Warga
Rohingya yang mendengar kabar penembakan bergegas ke lokasi kejadian. Mereka
meminta jenazah korban untuk dikembalikan. Terjadi perang mulut antara militer
dan warga Rohingya.
“Lalu
tentara menembaki kami. Lima warga Rohingya lagi meninggal seketika, beberapa
luka parah. Tentara tidak berhenti di situ, mereka juga menghajar dan menyiksa
warga yang terjebak di lokasi,” demikian keterangan lanjutan.
Selain
kejadian penembakan, ada pula laporan sehari setelah Idul Fitri dua pekerja
perempuan Rohingya diperkosa oleh tentara. Ini terjadi di satu kamp pengungsi
di Sittwe. Kedua pekerja itu diperkosa di kamp pengungsi.
Seorang
sesepuh Rohingya yang mengetahui kasus ini bergegas menemui kepala tentara di
kamp tersebut untuk minta penjelasan. Tapi sampai berita ditulis oleh RNA,
sesepuh tersebut tak diketahui lagi keberadaannya.
Mengetahui
ada yang tidak beres, satu rombongan Muslim Rohingya mendatangi markas tentara.
Mereka menemukan jenazah sesepuh itu di sana.
Mereka
meminta jenazahnya agar dapat dikubur secara layak. Tentara menolak, dan perang
mulut kembali terjadi. Kemudian kembali tentara menembaki Muslim Rohingya, dua
orang gugur seketika.
“Tentara
kemudian membakar kamp tersebut dan tiga jenazah Muslim Rohingya,”demikian RNA.
Sampai
dengan Sabtu (10/8/2013), situasi tegang juga terjadi di kamp pengungsi
Bawdupha. Tentara menangkap enam pria dan dua perempuan Rohingya. Mereka juga
menembaki warga Rohingya yang sedang berkerumun. Sekitar 10 orang rubuh
diterjang timah panas.