Saling serang antara warga Muslim
dengan penganut Syiah, di Puger Kulon, Jember, Jawa Timur (Jatim), Rabu
(11/9/2013) sore, ternyata merupakan buntut dari perizinan karnaval HUT
kemerdekaan RI.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa
Timur, Kombes Polisi Awi Setiyono, saling serang antara dua kubu dimulai saat
massa dari Pondok Pesantren Darus Sholihin yang diasuh Habib Ali Bin Umar
Al-Habsy yang diindikasikan penganut Syiah menggelar karnaval.
Padahal, pesantren pimpinan Habib Ali
itu sudah menyepakati untuk tidak melakukan pengerahan massa untuk menghindari
amukan warga. Ternyata hal itu dilanggarnya.
“Awalnya memang dipicu pro-kontra
pelaksanaan karnaval. Kemudian terjadi saling serang. Dan, untuk mencegah
kejadian lebih besar 500 personel kepolisian telah disiagakan,” ujar Awi,
seperti dilansir sindonews, Rabu (11/9).
Menurutnya, pihaknya sempat
memperingatkan adanya kemungkinan bentrokan, namun, lanjutnya, kubu Habib Ali
tetap bersikukuh untuk melakukan pawai.
Karnaval sendiri mendapatkan reaksi
keras dari salah satu pengurus ranting NU Puger Kulon, Ustadz Fauzi. Tak pelak,
bentrokan pun tak terhindarkan.
“Sejumlah barang bukti berhasil kita
amankan, sebagai alat yang diduga dipakai melakukan perusakan, termasuk batu,
pentungan juga serpihan pecahan kaca,” urai Awi.
Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung
Cahyono langsung merapat ke lokasi. Ratusan personel polisi disebar untuk
berjaga-jaga dan mengantisipasi aksi saling serang susulan antar dua kelompok
massa. (sindonews)