Diceritakan oleh Chandra, ketika berdiskusi dengan Andi (nama samaran)
relawan banjir dari TNI Brigif Zeni Cijantung di lokasi bencana banjir
Tebet, Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Bodoh saja elit elit itu memperdebatkan atribut. Setiap bencana yang
dibutuhkan adalah pertolongan cepat dan tanggap. Ini negeri rawan
bencana, dibutuhkan skema Relawan semesta, kita semua harus siap jadi
relawan.
Atribut sebagai tanda bahwa jika terjadi kekeliruan evakuasi bisa
dievalusi, dan ada penanggung jawabnya. Saya lihat standar relawan PKS
sudah sesuai dengan standar relawan nasional seperti basarnas atau BNPB.
Jika dengan atribut relawan, maka identifikasi relawan dan korban akan
cepat bisa dipisahkan di daerah bencana. Korban bisa langsung
identifikasi kepada siapa minta bantuan, itu salah satu tanda dan fungsi
atribut.
Yang dibutuhkan korban bencana adalah reaksi cepat bantuan. Anda
bayangkan jika seluruh parpol membuat pasukan relawan seperti PKS, maka
jumlah korban yang banyak dan daerah yang luas akan lebih cepat
ditangani. Relawan dari ormas dan parpol sangat dibutuhkan untuk
membantu pemerintah, TNI dan Polri. Jadi kalau masih ada elite yang
mempermasalahkan atribut, berarti dia tidak punya jiwa relawan sama
sekali dan tidak paham bahwa negeri ini rawan bencana."
“Saya bersama pasukan Zeni sering diturunkan di semua jenis bencana,
yang saya temukan tim relawan adalah dari TNI/Polri, Basarnas, BNPB, dan
PKS. Dan tidak bisa kami pungkiri, di daerah bencana kami sering
bekerjasama dengan PKS."
Salut untuk Relawan PKS !!!
http://www.pkspiyungan.org/2014/02/anggota-tni-bodoh-sekali-mempertanyakan.html?spref=fb