Oleh: Mr.K
Aku mengenal tokoh ini melalui tulisan-tulisannya yang sedap dibaca.
Tulisannya mengajak kita berpikir dan mengatur langkah setelah
membacanya, ia bukan tulisan yang membuai pembaca lalu terkapar tak tau
mau apa setelahnya. Membaca boleh jadi sebagai hobi atau habit
(kebiasaan), namun adapula tulisan yang mampu memberikan semangat untuk
kehidupan nyata, bagaimana menjalani hidup yang sesuai kehendak Allah
swt dan bagaimana sepatutnya kita sebagai pemuda mampu mengerahkan
segala kemampuan untuk andil terhadap kemajuan bangsa dan agama.
Teringat sebuah syi’ir Arab yang menjadi syi’ir kesukaan Imam Al-Banna Rahimahullah:
Bila orang bertanya : “Siapa
pemuda? Saya membayangkan akulah yang dimaksud, karenanya, saya tidak
bermalas-malas dan tidak membodohi diri.
Awal mula Aku membaca tulisan beliau adalah
di kolom “Serial Pembelajaran” tabloid Tarbawi. Dalam serial
pembelajaran ke-23 (17 Juni 2010) bertemakan “Para Pewaris Nabi”, Aku
sedikit tersentak dengan hakikat dari pewaris Nabi, begini tulis beliau:
Dalam makna pewarisan itulah Rasulullah saw. Bersabda:
“Sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka
hanya mewariskan Ilmu. Siapa saja yang mengambilnya, sungguh ia telah
mendapatkan jatah (warisan) yang banyak”. Para pewaris nabi itu adalah
kafilah panjang yang akan terus menerus mengisi ruang kehidupan manusia
dan mempertahankan jejak kenabian dalam narasi zaman. Jumlah mereka tidak banyak. Tapi
mereka selalu tampak seperti tugu kehidupan yang tegak dengan kekar.
Dalam rangkaian itulah Rasulullah saw menyampaikan janji Allah swt bahwa
ia akan membangkitkan pada setiap rotasi seratus tahun para ulama yang
akan memperbaharui ajaran agama ini.
…
Kehadiran para pewaris nabi itulah yang menjelaskan kepada kita
sebuah rahasia sejarah tentang mengapa Islam pasti akan memenangkan
pertarungan dengan agama dan ideologi lain dalam merebut akal dan hati
manusia.
Tulisan beliau di atas berisi tentang keinginan kuat untuk
memenangkan perjuangan dan sepatutnya kaum muslimin memiliki mimpi yang
besar dalam hidup ini guna memimpin bangsa ke arah kebaikan.
Selain tulisan di kolom Tarbawi, aku juga turut menyenangi tulisan
beliau di buku kecil berjudul “Delapan Mata Air kecemerlangan”, buku
yang terbit tahun 2009 ini mengajak kita untuk memahami model manusia
muslim dan rahasia-rahasia kecemerlangan yang dapat menjadi peta jalan
pengembangan pribadi muslim. Yang pada akhirnya bertujuan untuk
membangkitkan lagi pesona kebenaran Islam dan berdiri berdampingan
dengan pesona kepribadian manusia muslim.
Dalam sub-bab “Masyarakat: Taman Kebaikan Kita” beliau menuliskan analogi yang sangat inspiratif guna membangun bangsa:
Orang-orang besar adalah mereka yang tidak menikmati
kebaikan-kebaikan mereka sendiri, tetapi mendistribusikannya bagi orang
lain. Mereka melampaui ruang lingkup diri mereka sendiri, keluar ke
lingkaran yang lebih luas; lingkungan masyarakat. Mereka senantiasa
hidup bagi orang lain; hidup dan bekerja untuk kebaikan dan kepentingan
orang banyak.
Walaupun selama ini kita sudah hidup dan tumbuh di tengah
masyarakat dan mungkin terpengaruh dan terbentuk oleh mereka, tetapi
kita sekarang harus mengubah posisi dan cara pandang kita terhadap
mereka. Kita sekarang harus memandang masyarakat dalam seluruh
tingkatannya. Sebab, mereka adalah taman tempat kita menyemaikan seluruh
kebaikan yang ada dalam diri kita, dan tempat kita menumpahkan segenap
potensi kreativitas kita.
Jelaslah sudah bahwa dengan kita meyakini akan selalu ada pewaris
para nabi dan mereka yang menjadikan masyarakat sebagai taman kebaikan
(bukan taman propaganda, pembodohan dan wahana degradasi moral), kita
harus yakin akan satu momen bangsa ini akan bangkit. Bukan bangkit
dengan mimpi namun dari gerak langkah mereka yang selalu menjadikan
masyarakat tempat mereka menumpahkan potensi dan kreativitas.
Itulah sekelumit inspirasi tulisan beliau yang dijuluki “Soekarno Muda”, namanya
Anis Matta.
Bukan tidak mungkin akan ada satu masa pada akhirnya mereka yang berada
di taman kebaikan (masyarakat), membenahi bangsa ini. Bolehkah kita
memberikan mereka kesempatan memimpin untuk 5 tahun ke depan?
Wallahua’lam.
http://pkstaiwan.org/mengenal-sukarno-muda-melalui-tulisan/