Protes terus berlangsung meski pemerintah sementara mengancam
membubarkan kamp-kamp protes pendukung Mohamed Mursi. Puluhan ribu
pendukung Presiden terguling Mesir Mohamed Mursi melancarkan aksi protes
Jumat (2/8) di Kairo, menuntut pemulihan jabatan Mursi, meskipun
pemerintah sementara mengancam membubarkan kamp protes mereka.
Stasiun televisi pemerintah pada Jumat melaporkan, polisi Mesir
berencana memblokir akses ke salah satu kamp itu di Kairo utara. Saksi
mata mengatakan pendukung Ikhwanul menumpuk karung pasir dan batu bata
sebagai tembok perlindungan guna menghentikan polisi. Seorang pemimpin
Islamis kepada massa mengatakan pendukung Mursi siap "menumpahkan darah
mereka demi membawa kembali Presiden Mursi" dan melindungi keamanan
nasional Mesir seperti dilansir VOA.
Wakil Presiden sementara Mohamed ElBaradei kepada koran Washington
Post mengatakan para pemimpin Mesir ingin mencegah pertumpahan darah,
dan mengatakan bersikap keras bukanlah solusi. Ia mengatakan pemerintah
ingin berbicara dengan Ikhwanul Muslimin. Tetapi ElBaradei mengatakan
Mesir adalah negara dengan banyak kemarahan dan perasaan tidak rasional
dan hal-hal itu harus mendingin dulu sebelum bisa ada dialog apapun.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry telah mengirim Wakil Menteri
William Burns ke Kairo. Kerry mengatakan Mesir harus kembali ke apa yang
disebutnya "normal yang baru." Ia mengatakan pemerintah harus
mengizinkan protes damai, tetapi demonstran bertanggungjawab untuk
mengendalikan diri.
Sudah hampir 200 orang, sebagian besar pendukung Mursi, tewas sejak
militer Mesir menggulingkannya pada 3 Juli. Pemerintah sementara negara
itu berencana mengadakan referendum dalam waktu lima bulan untuk
meratifikasi amandemen konstitusi. Pemilihan parlemen akan berlangsung
awal tahun depan, diikuti pemilihan presiden baru.