Jakarta - Politisi PKS angkat bicara soal fenomena
anggota DPR yang berdekatan dengan jimat atau dukun untuk mencapai
sukses. Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, menuturkan bahwa anggota PKS
tidak memerlukan jimat yang dimaknai sebagai hal yang mistis.
"Jimat
itu kan asal katanya dari 'ajimah' yang artinya sebuah tekad yang kuat,
kalau yang dimaksud tekad itu untuk melakukan hal yang baik seperti
hadir sidang komisi DPR, kerja keras, tidak menghianati rakyat ya
seharusnya semua anggota DPR lakukan itu," kata Hidayat saat berbincang
dengan detikcom, Jumat (5/4/2013).
"Nah, kalau ajimah itu segala
terkait mistis, PKS tidak memerlukan itu, tapi memerlukan dalam makna
awal yaitu bekerja keras dalam memenuhi amanah rakyat," imbuhnya.
Menurut
Hidayat, kalau pun ada anggota DPR yang menggunakan jimat adalah
fenomena minoritas bukan mainstream. Menurutnya, ada memang beberapa
yang menggunakan seperti cincin, tapi cincin biasa.
"Saya lihat
kawan-kawan saya baik waktu saya di komisi I, komisi VIII, BKSAP
kalaupun mereka pakai cincin, itu biasa saja bukan jimat. Tapi kalau itu
jadi budaya di Indonesia memang tidak bisa dipungkiri karena faktor
etnis dan agama," ungkapnya.
Hidayat kemudian menyindir bahwa
kalau ada politisi memakai jimat atau hal-hal mistis untuk memenangkan
diri menjadi anggota DPR, maka tak perlu lah mengikuti mekanisme yang
ada.
"Fenomena ini memang masih minoritas, kalau dinomorsatukan
ya nggak perlu ada kampanye-kampanye, pakai jimat saja. Karena nyatanaya
mereka tetap saja daftar ikuti mekanisme parpol dan KPU, tes segala
macam, jadi nggak mempan jimatnya," tuturnya.
"Jadi lupakan saja,
saya khawatir ini mendegradasi kepercayaan publik kepada DPR. Kalau
berdemokrasi dan berparlemen serta berpemilu basisnya adalah jimat itu
tidak sesuai dengan prinsip demokrasi, karena relasinya rasionalnya kan
dengan rakyat," tutup Hidayat.