JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM- Sikap Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi Abraham Samad yang tidak kooperatif terhadap
Komite Etik KPK disayangkan. Abraham dianggap telah bersikap tidak jujur
atau bertolak belakang dengan seruan KPK selama ini, yakni "Berani
Jujur Hebat!".
"Terjadi pelanggaran seruan KPK 'Berani Jujur
Hebat!' Seruan itu gencar dipromosikan, tapi ternyata diingkari langsung
oleh Ketua KPK. Ironis. Dia tidak bisa jadi panutan lagi," kata Ketua
Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Gede Pasek Suardika ketika dihubungi,
Kamis ( 4/4/2013 ).
Hal itu dikatakan Pasek menyikapi sikap
Abraham yang menolak menyerahkan BlackBerry miliknya kepada Komite Etik
untuk keperluan kloning data. Proses kloning itu untuk menyelidiki kasus
pembocoran draf surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama
tersangka Anas Urbaningrum.
Pasek mengatakan, sebagai Ketua KPK
dan penegak hukum, Abraham seharusnya mendukung penuh kerja Komite Etik.
Sikap Abraham itu akan menjadi preseden buruk bagi pemberantasan
korupsi. Masyarakat dikhawatirkan akan memandang sebelah mata kampanye
"Berani Jujur Hebat!" yang dilakukan KPK kedepannya.
Pasek
meyakini akan terungkap lebih jauh jika data di BlackBerry Abraham
dibuka. Pasalnya, kata dia, KPK selama ini bisa mengungkap kasus korupsi
dengan pemeriksaan alat-alat komunikasi saksi atau tersangka seperti
BlackBerry.
Seperti diketahui, hasil pengusutan Komite Etik
menyimpulkan, pelaku utama pembocoran draf sprindik adalah Sekretaris
Abraham, Wiwin Suwandi. KPK telah memecat Wiwin. Namun, dalam keputusan
Komite Etik, tak diketahui motif Wiwin membocorkan draf sprindik
tersebut.
Abraham dianggap tidak terbukti secara langsung
membocorkan dokumen itu. Abraham diputuskan melakukan pelanggaran
sedang Kode Etik Pimpinan KPK. Abraham pun diberi sanksi berupa
peringatan tertulis dan harus memperbaiki sikap, tindakan, dan
perilakunya.
Pasek mengatakan, seseorang ketika melakukan
tindakan yang melanggar kewenangannya tidak mungin tanpa motif. Seorang
sekretaris, kata politisi Partai Demokrat itu, diwajibkan menjaga
rahasia. Untuk itu, Pasek meyakini ada auktor intelektualis dibalik
pembocoran draf sprindik.
"KPK jangan hanya tajam ke luar tapi tumpul ke dalam. KPK harus keras supaya lembaganya terlindungi.
Harus
ada tindakan nyata dari pimpinan KPK lain. Jangan sampai penyidik,
pegawai KPK yang telah bekerja baik dirusak oleh pimpinan KPK yang
bermain politik," pungkas Pasek.
Editor : Muh. Taufik