INILAH.COM, Jakarta - Kekuatan politik mantan Ketua Umum
Partai Demokrat Anas Urbaningrum benar-benar di ambang kelumpuhan.
Loyalis yang selama ini menjadi benteng di internal Partai Demokrat
justru mundur tertib dari Partai Demokrat. Tak ada lagi harapan
perlawanan dari kubu Anas Urbaningrum.
Para loyalis Anas
yang selama ini dikenal sebagai "die hard" bekas Ketua Umum Partai
Demokrat satu per satu berguguran. Momentum penyusunan Daftar Calon
Sementara (DCS) Partai Demokrat menjadi titik awal bergugurannya para
loyalis Anas.
Sedikitnya dua tokoh yang dikenal loyalis Anas
Urbaningrum mundur dari pencalegan Partai Demokrat. Mereka adalah Gede
Pasek Suardika dan Sudewo. Di era kepengurusan Anas Urbaningrum,
masing-masing menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat. Gede Pasek
Suardika menjabat sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika
sedangkan Sudewo Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan
(OKK).
Gede Pasek Suardika berdalih, hingga saat ini belum sempat
mengurus formulir pencalegan Partai Demokrat. Alasannya, Ibundanya saat
ini masih dirawat di Rumah Sakit.
Namun, alasan lainnya yang
cenderung argumentatif terkait dengan posisi politik Pasek saat ini.
Menurut Pasek, dirinya bukan pilihan utama caleg dari Partai Demokrat.
Kader senior, kata Pasek akan lebih dipilih oleh partai. "Kita kan hanya
cheerleaders saja. Jadi juru sorak biar ramai dan meriah saja.
Tidak begitu berarti. Yang senior-senior itu kan banyak sekali. Mereka
para politisi tangguh, senior, profesional, demokrat sejati," sindir
Pasek di Jakarta, Senin (8/4/2013).
Lain lagi dengan Sudewo. Meski
telah memastikan akan keluar dari Partai Demokrat dan hijrah ke Partai
Gerindra, namun tak ada alasan pasti mengapa dirinya pindah ke Partai
Gerindra. "Insya allah dalam waktu dekat ini saya akan menyampaikan
pengunduran diri saya sebagai kader Partai Demokrat dan anggota Fraksi
Partai Demokrat DPR RI," ujar Sudewo akhir pekan lalu.
Nama Sudewo
awal 2012 lalu sempat mencuat. Dia pernah dipanggil Komisi Pengawas
Partai Demokrat. Bahkan ia pernah diberi sanksi oleh Komisi Pengawas
untuk tidak lagi menjabat sebagai Ketua Bidang OKK DPP Partai Demokrat.
Meski, direkomendasikan dicopot dari DPP, nama Sudewo kembali masuk di
DPP Partai Demokrat.
Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul
menilai sejumlah kader Partai Demokrat yang tidak maju dalam Pemilu 2014
mendatang dikarenakan gelisah dengan dirinya sendiri. "Mereka gelisah
karena tingkah laku mereka sendiri, mereka dekat dengan Anas," kata
Ruhut.
Lebih lanjut Ruhut mengatakan sejak Anas Urbaningrum
menjadi tersangka para loyalisnya mundur tertib. "Saat ini hanya
menyisakan Tri Dianto. Itulah logika politik," cetus Ruhut.
Pasca-KLB
Partai Demokrat posisi politik Anas Urbaningrum kian kehilangan posisi
tawar politik hadapan SBY. Apalagi termutakhir, SBY justru berkomunikasi
intensif dengan Yenny Wahid yang merupakan representasi NU dan Gus Dur.
Sebagaimana diketahui, Anas juga dikenal sebagai kader NU. Kini, yang
tersisa, Anas secara politik kian lumpuh dan sejumlah loyalisnya pun
berguguran.