JAKARTA -- ''Subhanallah...Saya
menangis menyaksikan acara hari ini. Sungguh sangat berkesan,'' ungkap
Ustaz Yusuf Mansur usai mendengarkan Imam Masjidil Haram Syaikh Saad Al
Ghamidi membacakan surat Al Fatihah yang diikuti puluhan ribu umat Islam
yang memadati Gelora Bung Karno Senayan Sabtu (30/3).
Acara
Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Alquran (IMQ) ke-4 terasa sangat
istimewa. Selain dihadiri Syaikh Saad al Ghamidi, juga dihadiri Syekh
Faishal Al Hazimi (sejawat Syekh Al-Ghomidi), Dr Abdullah Ali Bashfar
(Saudi Arabia), Syekh Abdurrahman Yusuf Jamal (Gaza, Palestina).
Hadir
pula, Dr Amin Kurdi (Lebanon), Syekh Ghiyats As-Syuraiqi, Syekh Thoriq
Muhammad Khidr (Ahli Qiroat dari Kementrian Agama dan Wakaf Qatar),
Syekh Hasan Bugis dan Syekh Mahmoud Salthut dari Universitas Al-Azhar
Cairo serta Duta Besar Tunisia, Libya, dan Saudi Arabia.
Abdullah
Ali Bashfar, qari terkenal dan imam dari Arab Saudi. Saat ini ia
menjadi Presiden Organisasi Tahsin Qur’an Internasional. Syekh Ghiyats
As-Syuraiqi adalah Perwakilan Organisasi Tahfidz Internasional untuk
Indonesia.
Sedangkan Syekh Amin Kurdi adalah Imam Besar Masjid
Al-Amin Beirut yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Darul Fatwa
(Kementerian Agama). Ulama ini sehari-hari aktif mengajar di Universitas
Darul Fatwa, Lebanon.
Syekh Abdurrahman Yusuf Jamal adalah
Direktur Lembaga Daarul Qur’anul Karim wal Sunnah Gaza, Palestina.
Kepada para peserta wisuda ia menyatakan, ‘’Kalian adalah para pejuang
pembebas Palestina.’’
Selain guru dan santri Rumah Tahfidz, wisuda juga diikuti masyarakat umum. Mereka menyetor hafalan (
muraja’ah) Surah Al Baqarah ayat 1-50 dan An Nabaa’ (1-40). Jika lancar hafalan dan tahsinnya, peserta mendapat Sertifikat Wisuda.
Bertindak
sebagai tuan rumah, Ustadz Yusuf Mansur didampingi Ketua Yayasan Daarul
Qur’an Nusantara (YDQN) Ustadz Anwar Sani, Bendahara YDQN Ustadz Ahmad
Jameel, Direktur Eksekutif PPPA Daqu Ustadz Tarmizi Ashidiq, Syekh Ali
Jabir dan Syekh Muhammad Jabir dari Kampung Qur’an.
Syekh Saad
Al-Ghomidi menyampaikan kekagumannya pada semangat masyarakat Indonesia
menghafal Al Qur’an. ‘’Kalian semua orang yang beruntung. Di saat orang
lain menyibukkan diri dengan urusan dunia, kalian menyibukkan diri
dengan Al Qur’anul Karim,’’ kata pelantun murottal Qur’an populer di
dunia ini.
Al Ghamidi merasa sangat terkesan dengan penampilan
parade yang diikuti 200 Rumah Tahfidz dari seluruh Indonesia. Beberapa
kali Syekh berdiri di panggung untuk melihat lebih seksama dan
memberikan apresiasi kepada kafilah Rumah Tahfidz yang melintasi
panggung utama Gelora Bung Karno Senayan.
Seisi Gelora Bung
Karno hening senyap tatkala Syekh Al-Ghomidi melantunkan Surah Al
Fatihah, dilanjutkan dengan An Nabaa’. Ustadz Yusuf Mansur yang berdiri
di sampingnya, tak kuasa menahan tangis menyimak alunan suara emas Syekh
Al-Ghomidi yang biasa mengimami Masjidil Haram. Peserta wisuda pun
banyak yang berurai airmata.
Dalam sambutannya, Abdullah Ali
Bashfar juga terkesima oleh betapa antusiasnya masyarakat Indonesia,
laki-laki-perempuan segala usia, mengikuti wisuda hafalan Qur’an. ‘’Luar
biasa, ini membuktikan kebenaran firman Allah SWT bahwa Al Qur’an itu
mudah dibaca dan dihafal oleh siapa saja meskipun bukan orang Arab,’’
tandasnya.
Ia mengungkapkan pengalamannya bertemu para penghafal
Alquran cilik di berbagai negara. Misalnya Rabiah, bocah Pakistan
berusia 7 tahun yang sudah hafal 30 juz Qur’an. Juga M Ayub dari
Tajakistan yang baru berusia 5 tahun. Bahkan juga Tabarok dari Mesir,
penghafal Qur’an tercilik di dunia yang umurnya masih 3 tahun.
Baik
Syekh Al-Ghomidi, Dr Bashfar, maupun Syekh Yusuf Jamal, sepakat
berpesan gerakan Qur’an yang dimotori Ustadz Yusuf Mansur dan PPPA Daqu
ini baru permulaan. Harus diikuti dengan gerakan pengamalan kandungan Al
Qur’an, sehingga agama Islam benar-benar terwujud sebagai rahmatan lil
‘alamin.
Reporter : Irfan abdurrahman |
Redaktur : Damanhuri Zuhri |