dapatakan aplikasi android update berita
JAKARTA – Di zaman Nabi Saw,
propaganda dijadikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
peperangan. Pada masa Perang Uhud, misalnya, kaum musyrikin melempar
rumor tentang wafatnya Rasulullah Saw di medan perang. Padahal rumor
tersebut tak lebih sebuah kebohongan.
Seperti itulah propaganda yang dilakukan musuhIslam
untuk melunturkan semangat tempur kaum muslimin. Memang, luka ditubuh
tidak terasa, panah yang tertancap tak begitu dirasakan, tapi kabar
meningggalnya Nabi Saw menyebabkan lesu dan lunglainya kaum muslimin
ketika itu.
“Namun untungnya, ada sahabat lain yang mengcounter
propaganda musuh dengan mematahkan rumor tersebut, sehingga menyadarkan
dan membangkitkan kembali semangat kaum muslimin untuk berperang.”
Demikian dipaparkan Ustadz Fuad al Hazimi dalam “Halaqah
Jurnalistik“ bertajuk “Urgensi Media Dalam Jihad Global” di kantor
Redaksi Voa-Islam, Bekasi, Jum’at (7/6) sore. Hadir sejumlah jurnalis muslim yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
Selanjutnya Ustadz Fuad memberi contoh, dahulu Ka’ab bin
al Asrof dieksekusi oleh Muhammad bin Maslamah atas seizin nabi, bukan
karena pedangnya, tapi sya’irnya yang menghujat Nabi Saw sebagaai bentuk
solidaritas terhadap suku Quraish yang kalah di Perang Badar.
Saat itu Bani Quraidzah protes, lalu Nabi Saw menjawab,
seandainya ada orang yang melakukan penghinaan serupa, maka nasibnya
akan sama seperti Ka’ab bin al Asrof.
Pasca Perang Uhud, kaum muslimin dalam kondisi lemah,
karena kelelahan mengubur 70 Syahid di medan perang. “Kalau saja kondisi
lemah ini diketahui oleh Abu Sofyan yang ketika itu masih menjadi
Pemimpin Quraisy, tentu akan merugikan kaum muslimin. Lalu Rasulullah
Saw justru memerintahkan pasukannya tetap berangkat. Padahal saat itu
pasukan baru istirahat semalam, bahkan ada beberapa sahabat yang belum
diobati lukanya, namun paginya sudah harus bergegas. Strategi ini untuk
mengesankan kaum muslimin dalam keadaan kuat.”
Ini menunjukkan musuh Islam kerap membuat distorsi , menebar pencitraan buruk , dan melakukan pembunuhan karakter (karakter
assasination).
Kalau sekarang disebut Perang Media. “Itulah sebabnya perang propaganda
menjadi bagian penting yang harus dipahami insan media betapa
pentingnya, mengukuhkan niatnya di front kedua dari jihad. Sungguh Allah
mencintai hambanya yang bersungguh-sungguh dan bersikap profesional,”
ungkap Fuad yang sebelumnya pernah menjadi Imam Masjid di Australia.