JAKARTA -- Aktivis muda Islam Indonesia diharapkan dapat memimpin
komunitas anak muda ASEAN, sebagai perwujudan Komunitas ASEAN yang akan
terwujud 2015.
Harapan ini disampaikan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Helmy Faisal Zainy dalam acara penutupan
ASEAN+9 Youth Assembly for ASEAN Community 2015 yang diselenggarakan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di Jakarta.
"Saya
kira aktivis muda Islam harus bisa memanfaatkan peluang ini untuk
memimpin komunitas kaum muda ASEAN 2015," ujar Faisal kepada rekan
wartawan, Kamis (29/8).
Ia mencontohkan langkah PB PMII sebagai organisasi kemahasiswaan dan
kepemudaan telah menunjukkan langkah ini dengan mengadakan pertemuan
kalangan muda ASEAN ditambah beberapa kalangan muda dari negara kawasan
di sekitar ASEAN.
Pertemuan ini bisa menjadi langkah awal aktivis muda Islam Indonesia untuk mewujudkan transformasi tujuan ASEAN Summit.
Sebagai negara berpenduduk terbesar dan mayoritas Islam, peluang
Indonesia memiliki modal besar menyeragamkan pemahaman sosial politik
anak muda di kawasan ASEAN dan sekitarnya. Termasuk memberikan
kesepahaman antar pemuda bila ada konflik antar negara, baik isu sosial
dan perbatasan.
Ia mencontohkan isu konflik perbatasan
Malaysia-Indonesia dan kekerasan etnis rohingya di Myanmar. Dibutuhkan
kebijakan dan kesepahaman bersama anak muda di kawasan ASEAN untuk
menyikapi permasalahan itu.
"Saya berharap ada tindak lanjut pertemuan ini, terutama untuk
menyebarkan ke para pemuda di seluruh pelosok negeri di perbatasan dan
pedalaman," ujarnya.
Pertemuan itu, sebagai langkah pematangan
Komunitas muda ASEAN 2015, sebagai sebuah keniscayaan yang harus
disiapkan oleh seluruh anak muda ASEAN.
Khusus di Indonesia, pesan ini harus sampai ke pemerintah daerah
serta pemuda-pemuda di kawasan perbatasan dan pedalaman. Agar
pembangunan kawasan ASEAN khususnya di daerah perbatasan Indonesia dapat
mengikuti irama komunitas ASEAN ini.
Untuk itu, menurut dia,
ada beberapa catatan yang seharusnya ditingkatkan, peningkatan kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
Akses informasi itu harus ditingkatkan hingga ke pemuda-pemuda di
perbatasan Kalimantan, NTT hingga Papua. Oleh sebab itu, jelas dia,
peran gerakan kepemudaan harus selaras dengan pemerintah untuk
mendukung komunitas ASEAN ini.
Dalam penutupan
ASEAN+9 Youth Assembly for ASEAN Community 2015 ini dibacakan juga deklarasi bersama 72 delegasi dari pemuda ASEAN dan 9 delegasi negara non ASEAN.
Deklarasi tersebut membahas berbagai isu penting seputar ASEAN
menghadapi Komunitas ASEAN 2015. Seperti Komunitas Politik-Keamanan
kawasan, Sosial-Budaya dan Peran Pemuda ASEAN.
Ketua Umum PB
PMII, Addin Jauharudin mengatakan deklarasi ini merupakan buah pemikiran
para delegasi ASEAN +9 (Rusia, Pakistan, Cina, Amerika Serikat, Jepang,
Korea Selatan, India, Uni Eropa dan Timor Leste).
Di antara isi deklarasi tersebut, menjelaskan keinginan peran para
pemuda ASEAN+9 seperti, pemberian sepenuhnya beasiswa pendidikan dan
mengajak partisipasi aktif pemuda bertanggung jawab di kancah
Internasional.
"Kami percaya bahwa para pemuda adalah individu
yang mampu memberikan perspektif, dan keahlian jangka panjang serta
tujuan yang jelas bagi Masyarakat ASEAN," jelas isi deklarasi tersebut.
Termasuk saling terhubung, berinteraksi, dan berkolaborasi dengan
satu sama lain dan dengan aktor utama lainnya dalam urusan-urusan yang
berkaitan dengan seluruh pilar Masyarakat ASEAN.