Panglima TNI pada 2007-2010 Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso
menyatakan bahwa jihad berarti berjuang di jalan Allah Subhanahu
Wata’ala. Untuk mendapat kebaikan dunia dan akhirat, setiap Muslim
diharuskan untuk melaksanakan jihad, katanya dalam acara Tasyakuran
Nasional Hari Lahir Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) ke-23 di
Jakarta Convention Center, Ahad malam (16/06/2013).
Djoko yang juga Ketua Dewan Pembina IPHI mengatakan bahwa jihad itu
milik Muslim. Pria yang pernah menjabat sebagai Panglima Komando Operasi
Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003 di Maluku dan Maluku
Utara kemudian membaca terjemahan al-Qur’an surat At-Taubah ayat 88:
“Rasul
dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan
harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
Dengan nada penuh semangat seraya mengangkat tangan dengan tangan
mengepal, Djoko berteriak, “Maukah saudara-saudari berjihad untuk bangsa
dan negara? Kalau Anda semua sungguh-sungguh ingin berjihad, mari semua
berdiri dan berteriak Allahu Akbar.”
ontak seluruh undangan yang hadir dari berbagai pengurus daerah
se-Indonesia itu berdiri dan memekikkan, “Allahu Akbar…Allahu
Akbar..Allahu Akbar.”
Di akhir sambutannya, Djoko meminta untuk membuktikan semangat jihad
tadi. “Mari kita buktikan jihad kita dengan mengisi dakwah bil hal,”
pungkas Djoko.
Djoko Santoso juga menyatakan, ketidakadilan lebih jahat daripada
komunisme. Sebab, bisa mendorong bangsa ke konflik tak berkesudahan
hingga akhirnya akan menghancurkan bangsa.
“Umaro (pemimpin pemerintahan) harus adil. Kalau tidak, maka orang
akan saling menyalahkan, sehingga timbul konflik tak berkesudahan, dan
ini akan menghancurkan bangsa,” kata Djoko Santoso yang kini namanya
mencuat sebagai calon presiden.
Djoko Santoso menyatakan mantap maju sebagai calon presiden pada
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Ia mengaku maju Capres karena
terdorong oleh rasa kepedulian dan tanggung jawab moralnya terhadap
nasib dan masa depan bangsa Indonesia.
“Sudah lama saya `diprovokasi` banyak kawan untuk maju nyapres. Saya
tahu persis, pemimpin itu adalah orang yang berkorban dan menderita
untuk yang dipimpinnya. Tapi sekarang saya menyatakan siap maju,” kata
Jenderal TNI ini.