Koalisi nasional Mesir yang mendukung presiden sah
Muhammad Mursi menegaskan, jumlah korban pembantaian yang dilakukan
pasukan keamanan dan militer Mesir saat menguasai lapangan Rabiah
Adawiyah mencapai lebih dari 2600. Masjid-masjid di sekitar kawasan
berubah menjadi rumah sakit-rumah sakit lapangan.
Sementara itu pasukan keamanan membakar rumah sakit
lapangan yang ada di lapangan Rabiah Adawiyah. Ada dugaan rencana
militer untuk menyembunyikan jasad para korban untuk menutupi
pembantaian yang dilakukan pasukan keamanan Mesir.
Televisi aljazeera mengutip dari direktur rumah sakit
lapangan, Dr. Yahya Makiyah, dia mengatakan bahwa pasukan militer dan
kepolisian Mesir memblokade rumah sakit lapangan di Rabiah Adawiyah
dengan kawat berduri kemudian menembakkan meriam dan peluru gas air
mata. Kemudian mereka menyerbu rumah sakit dan mengeluarkan tim medis
berserta korban luka seraya membiarkan jasad korban yang gugur di dalam
rumah sakit lapangan tersebut.
Yahya memperingatkan akan adanya pemusnahan massal dan
pembakaran jasad korban kemudian dibawa ke rumah sakit sebagai upaya
untuk menyembunyikan kejahatannya.
Anggota Koalisi Nasional, Yusuf Tal’at mengatakan, rumah
sakit lapangan di Rabiah Adawiyah dibakar termasuk jasad korban yang
ada di dalamnya. Dia menyatakan ada sejumlah korban luka, anak-anak dan
kaum wanita. Tujuan dari pembakaran ini adalah untuk menyembunyikan
jejak kejahatan pasukan keamanan.
Tal’at mengatakan, kerumunan besar manusia yang ada di
Rabiah Adawiyah berpindah ke jalan-jalan namun tidak meninggalkan
kawasan. Masjid-masjid di sekitar Rabiah Adawiyah berubah menjadi rumah
sakit-rumah sakit lapangan.
Dia mengatakan, lebih dari 2600 orang gugur sesuai data hingga Rabu (14/8) siang, kemarin.
Selama ini rumah sakit lapangan di Rabiah Adawiyah
memberikan pelayanan seadanya untuk para korban luka dan belakangan
mengalami kekurangan. Sampai sebelum terjadinya penyerbuan pasukan
keamanan, rumah sakit lapangan di Rabiah Adawiyah menjadi sumber
informasi utama bagi para awak media untuk mengetahui jumlah korban luka
dan meninggal di kalangan para pendukung kembalinya presiden sah
Muhammad Mursi ke kursi kepresidenan. (Infopalestine/KH)