SEMANGGI -- Tindak-tanduk kriminalitas yang dilakukan para preman di
Jakarta dinilai pihak kepolisian memiliki asal. Preman diduga memiliki
'bekingan' sehingga membuat mereka leluasa bertindak mengabaikan aturan
hukum.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto
mengatakan, para preman ini hanyalah lapisan bawah dari sistem
kriminalitas. Operasi mereka ada yang mengontrol juga yang
melindunginya.''Ada
godfather-nya,'' katanya, Kamis (1/8).
Godfather
atau pihak yang melindungi preman tersebut bisa merupkan seseorang atau
sebuah organisasi masyarakat tertentu yang ditakuti dan memiliki
pengaruh.
Pihak kepolisian berjanji akan segera mengusut
pengontrol level atas yang terlibat dalam operasi preman tersebut. Para
individu atau ormas masyarakat, kata Rikwanto, telah menginstruksikan
para preman tersebut untuk melakukan tindakan ilegal seperti mengadakan
pajak jalan, pajak tempat untuk pedagang, serta pajak pengangkutan
penumpang.
Seperti diketahui, 48 preman di lima titik di Tanah
Abang yakni pasar buah, depan mesjid At-Taqwa, pasar blok G, Blok B, dan
pasar Tasik diringkus pihak kepolisian dari Sudit Kejahatan dan
Kekerasan (Jatanras) dan Subdit Kendaraan Bermotor (Ranmor) Polda Metro
Jaya, Kamis (1/8).
Salah seorang preman bernama Doni Irwansyah
mengaku mendapatkan uang hingga Rp 1 juta perhari dari pengamanan
kendaraan seperti kopaja dan kendaraan bermotor. Ia mengungkapkan
dirinya adalah bagian dari organisasi bernama PPM yang memberinya
perlindungan melakukan aksi-aksinya. "Tugas saya menarik uang parkir Rp
2.000 sekali parkir,'' katanya.