Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Syarifudin Suding
tampak masih kesal dengan keputusan Fraksi Partai Demokrat yang
menunjuk Ruhut Sitompul untuk memimpin di komisinya.
Ruhut dipilih hanya karena Demokrat ingin menyingkirkan Gede Pasek
Suardika dari jabatannya sebagai Ketua Komisi III. Demokrat marah,
karena Gede Pasek datang ke acara deklarasi ormas milik Anas
Urbaningrum, PPI.
Menurut Suding, seharusnya persoalan internal Partai Demokrat tidak
menciderai institusi negara. Misalnya, dengan asal tunjuk orang yang tak
memiliki kapabilitas untuk memimpin komisi yang paling strategis itu.
“Masalah internal itu masuk ranah kinerja institusi negara, saya kira
itu tidak elegan,” kata Suding di Gedung DPR, Jumat 20 September 2013
seperti diberitakan
VIVAnews.
Menurut Suding, mayoritas anggota Komisi III menolak dipimpin oleh
Ruhut. Tak hanya anggota yang berasal dari fraksi-fraksi partai lain,
bahkan penolakan itu muncul dari anggota yang berasal dari Partai
Demokrat. “Tapi mereka tidak berani ngomong kan,” kata dia.
Ia menambahkan, selama ini dia dan teman satu komisinya tidak pernah
mempersoalkan Benny K Harman dan Gede Pasek Suwardika dalam memimpin
komisinya. Sebab, mereka memang memiliki kapabilitas untuk memimpin
komisi itu.
“Yang punya kemampuan di atas rata-rata itu adalah orang-orang yang
dianggap sebagai loyalisnya Anas. Tidak hanya sekedar omdo (omong
doang), mereka punya argumentasi-argumentasi yang baik dan bisa diterima
akal sehat.”
“Kader-kader Demokrat yang jadi loyalis Anas itu sebenarnya
kader-kader terbaik di Demokrat, ketimbang loyalisnya SBY,” ujar Suding.
Untuk itu, Suding yang sebagai Ketua Fraksi Partai Hanura, tak akan
menanggapi jika Nurhayati Ali Assegaf sebagai Ketua Fraksi Demokrat akan
melakukan lobi padanya.
“Silakan lobi, tapi tidak akan saya tanggapi. Saya pribadi belum
layak dipimpin oleh Ruhut, saya akan mempertimbangkan keluar dari komisi
III jika tetap Ruhut jadi ketua,” kata dia.