Yang kami hormati Pak SBY,
surat ini kami buat mewakili mahasiswa muslim Indonesia. Kami sadar,
bahwa kami tidak mempunyai kekuasaan apapun di negeri ini. Tapi kami
masih berharap penuh pada Bapak, selaku umat Islam juga yang kebetulan
mempunyai kedudukan tinggi di negeri ini untuk dapat membuka mata dan
hati. Bangsa kita memang telah merdeka, sayangnya belum dapat merdeka
melawan hawa nafsunya terutama yang berkaitan dengan MATERI dan SEKS.
Pak SBY, kami ketahui bahwa permasalahan di negeri ini sudah sangat
menumpuk. Mungkin Bapak cukup merasa lelah mengurus semua itu sendirian,
hingga akhirnya Bapak memilih untuk diam dan tak berkomentar terhadap
kasus-kasus tertentu. Atau Bapak kini sedang menekuni profesi baru Bapak
sebagai seorang seniman, yang sibuk menciptakan lagu untuk dapat
membanggakan Indonesia.
Pak SBY yang dirahmati Allah SWT, kami berharap Bapak dapat berfikir
jernih dan segera memberikan pernyataan sikap terhadap salah satu
tindakan penjajahan moral bangsa yang dikemas dalam bentuk KONTES
KECANTIKAN yang diberi label MISS WORLD. Kami yakin, Bapak lahir dari
rahim seorang perempuan yang mulia, saat ini pun Bapak memiliki seorang
istri, menantu, dan juga cucu perempuan. Tentunya Bapak telah memahami
bagaimana cara menghormati dan memperlakukan perempuan.
Dalam konteks Islam, perempuan dihormati dengan cara yang sangat
mulia. Dimana tidak boleh menampakkan auratnya dan tak seorang pun
berhak menyentuhnya kecuali bagi muhrimnya. Islam juga memuliakan sosok
perempuan dengan menakdirkannya menjadi seorang ibu, dimana dari
rahimnya lahir generasi-generasi penerus bangsa. Selain itu, di bawah
telapak kakinya juga diibaratkan ada surga bagi anak-anaknya kelak.
Begitu luhurnya Islam menghormati perempuan.
Namun di sisi lain, pagelaran kontes kecantikan yang jelas-jelas
berasal dari budaya Barat, berlatar belakang kontes bikini, merendahkan
kaum perempuan, dan merusak moral bangsa, akan berlangsung di negara
ini, yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Ini merupakan salah
satu bentuk penjajahan bangsa namun tidak secara terang-terangan
mengangkat senjata. Senjata yang bangsa Barat gunakan adalah berupa
‘kesenangan’, dimana mereka tengah mengetahui bahwa hal itulah yang
menjadi titik kelemahan bangsa Indonesia.
Bangsa Barat seolah tak kehabisan taktik untuk dapat menerobos masuk
Indonesia dan meruntuhkan moral bangsa ini. Lewat ajang MISS WORLD ini,
untuk mengelabuhi masyarakat digunakanlah tagline 3B
“BRAIN, BEAUTY, BEHAVIOUR”. Pada
kenyataannya, kecantikan fisik semata bukanlah kecerdasan intelektual
dan kepedulian sosial yang menjadi penilaian utamanya. Di sisi lain,
iming-iming peningkatan
citra pariwisata juga gencar dikampanyekan oleh ajang yang satu ini.
Kenyataannya, beberapa negara yang kontestannya berhasil memenangkan
ajang pemilihan ratu kecantikan, bidang pariwisatanya tidak mengalami
peningkatan yang signifikan seperti Venezuela (2008 dan 2009)
pertumbuhan turis mancanegaranya MINUS 3%, Jepang (2007) pertumbuhan
turisnya hanya NOL SEKIAN PERSEN saja, dan di tahun 2005 hal menakjubkan
juga terjadi di Kanada. Ironisnya kunjungan turis ke Kanada setelah
memenangkan salah satu kontes kecantikan mengalami penurunan drastis
dari 18 juta orang menjadi 17 juta orang.
Dapat dibayangkan bagaimana jika Miss World tetap terlaksana di
Indonesia. Negara-negara Islam lainnya akan bercermin pada kita, dimana
negara yang memiliki penduduk muslim terbanyak mampu menggelar ajang
penuh kemaksiatan yang satu ini. Tak heran, jika pagelaran akbar ini
mendapat reaksi dari beberapa ormas Islam di Indonesia. Tuntutan mereka
hanya meminta pencabutan izin pelaksanaan Miss World dan ajang
kecantikan lainnya dan melarang masyarakat Indonesia untuk mengikuti
ajang yang jelas-jelas tidak sesuai dengan budaya Indonesia ini.
Pak SBY, jika memang Bapak ingin memajukan citra pariwisata dan
menambah devisa bagi negara ini, yang seharusnya dilakukan adalah
memperbaiki fasilitas dan manajemen dari pariwisata Indonesia. Begitu
juga dengan karya-karya bangsa Indonesia. Banyak inovasi yang berhasil
diciptakan tangan-tangan bangsa Indonesia namun belum teroptimalisasi
dengan baik.
Oleh karena itu, melalui surat ini kami meminta agar Bapak mengambil
sikap tegas bahwa kontes kecantikan bukan merupakan budaya bangsa
Indonesia dan tidak memberikan manfaat bagi bangsa ini selain
menguntungkan pihak-pihak swasta dalam dunia bisnis dan perekonomian
mereka. Bukankah selama ini yang menjadi pelaksana kontes kecantikan
adalah pihak pemerintah negara yang bersangkutan? Sedang kini di
Indonesia yang memegang kendali terhadap acara ini adalah pihak swasta.
Pak SBY, meskipun tinggal beberapa hari lagi berlangsungnya acara
tersebut, kami atas nama mahasiswa muslim Indonesia berharap Bapak
segera mencabut izin penyelenggaraan Miss World dan ajang kecantikan
lainnya di Indonesia, serta melarang masyarakat Indonesia untuk turut
mengikuti ajang-ajang serupa, sebagai bentuk penghormatan kepada
perempuan, khususnya yang beragama Islam.
Bogor, 6 September 2013
Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia