Sekali lagi ERDOGAN tampil elegan menghadapi dagelan para mafia, dari
yang berjubah hingga yang hobi mengumbar aurat; dari yang merasa paling
bersyariat hingga yang berada di puncak maksiat; dari mafia anggaran
hingga preman-preman pinggiran. Gagal meniru model gerakan Tamarrud ala
Mesir, kaum Luth dan sekutu Fir'aun serta budak-budak Bani Israel terus
menerus merongrong sang pemimpin, Erdogan. Tuduhan yang tak kalah seram
dilontarkan; KORUPSI.
Erdogan tak kalah lantang. Dengan segenap
kepercayaan diri yang tinggi, tanpa perlu menukil dalil-dalil Qur'ani
atau retorika yang mirip propaganda, Erdogan menjawab semua tuduhan
korupsi anggota partainya AKP dengan mengatakan; "Jika pemerintahan yang
saya pimpin terbukti bobrok dan korup, mungkinkah saya mampu menyulap
negara (Turki) yang dahulu dililit hutang menjadi negara yang status
hutangnya nol. Kini malah Turki mampu memberikan pinjaman ke negara
lain?
Jika pemerintahan yang saya pimpin korup, lalu bagaimana
bisa saya membangun 52 airport dalam jangka 5 tahun? Bagaimana Turki
bisa memiliki simpanan (cadangan) devisa sebesar 126 milyar dolar?
Bagaimana mungkin Turki bisa meningkatkan pendapatan perkapita hingga
naik lima kali lipat?
Jika semua prestasi yang pemerintahan
saya ini dianggap oleh kalian dan aliansi kalian yang ada di luar sana
menganggapnya sebuah kebobrokan, maka saya adalah orang yg bobrok!"
Nampaknya, stabilitas ekonomi, politik, dan kekuatan militer Turki yang
meraih posisi keempat di Uni Eropa membuat negara-negara pendukung
Israel meradang. Manajemen Turki era Erdogan hampir mencapai manajemen
Khilafah Utsmaniyah, yang tlah membuat seluruh wilayah yang dikuasai
Khilafah Utsmaniyah berada di garis kemakmuran. Mesir misalnya,
sepeninggal Turki Utsmani, memiliki asset kekayaan berlimpah ruah.
Hingga di masa Raja Farouq, mata uang Mesir 3 x dari mata uang AS. Kini
setelah Mesir terlepas dari Turki Utsmani dan dikelola para koruptor
antek-antek Israel, mata uang Mesir saja jatuh ke bawah hingga 7.30 LE
per dollar. Jika Erdogan dilibas -termasuk oleh para pejuang yang merasa
paling bersyariah-, lalu model pemimpin apalagi yang diharapkan? Tidak
puaskah melihat Mesir porakporanda setelah Mursi dilibas?