KAIRO -- Tewasnya 72 pendukung Presiden Muhammad Mursi di lapangan
Masjid Rabiah al Adawiyah semakin meningkatkan ketegangan antara kubu
militer dengan kelompok penyokong Mursi, Ikhwanul Muslimin.
Dikutip dari
Aljazeera, juru bicara Ikhwanul Muslimin Gehad
El Haddad menegaskan, para pengunjuk rasa marah atas aksi penembakan
tersebut. Akan tetapi, tetap akan menentang kudeta militer dan turun ke
jalan.
Menurutnya, memang ada rasa sakit dan kemarahan. Akan tetapi, para
pengunjukrasa juga merasakan kebulatan tekad untuk tetap turun ke jalan.
"Massa tetap akan melawan. Buat kami, jika kami mati, maka kami akan
bertemu Sang Pencipta dan itulah alasan apa yang kami lakukan. Apakah
kami syahid atau hidup mulia."
Dewan Pertahanan Nasional Mesir bentukan militer kembali mengingatkan
kepada para pendukung presiden terkudeta, Muhammad Mursi. Aparat
keamanan akan mengambil tindakan tegas dan pasti jika para pengunjukrasa
melampaui haknya dalam berdemonstrasi.
Dewan mengingatkan, para pengunjukrasa akan mendapatkan perlakuan
yang tegas dari aparat keamanan. Peringatan tersebut datang dari
Presiden sementara bentukan militer Adly Mansour, Panglima Pasukan
Bersenjata Jendral Abdul Fattah al-Sisi, perdana menteri dan menteri
dalam negeri yang dilansir oleh kantor berita MENA dan dikutip oleh
Aljazeera.
Pernyataan tersebut keluar pada Ahad (28/7) waktu setempat setelah 72
pendukung Mursi dibunuh oleh pasukan bersenjata saat kekerasan di
lapangan Masjid Rabiah Al Adawiyah pada Sabtu.