Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum kapok melunakkan
Ustadz Abu bakar Ba’asyir supaya mengakui Indonesia sebagai Negara
Islam. Selasa pagi, Tiga utusan BNPT kembali mendatangi ustadz Abu sel
Super Maximum Seciruty (SMS), LP Pasir Putih, Nusakambangan.
“Jadi yang datang itu tiga orang di luar jam besuk meskipun harinya
memang hari besuk. Mereka datang pagi-pagi sebelum para pembesuk datang.
Ada tiga orang; Abdurrahman Ayyub, Abdul Hakim dan Nasir Abbas,” kata
Abu Harits yang biasa membesuk ustadz Ba’asyir di Nusakambangan, Selasa
(8/10/2013) sebagaimana yang dirilis shoutussalam.com.
Tujuan kedatangan tiga ‘orang suruhan’ BNPT di luar jam besuk tersebut bukan
untuk melakukan debat terbuka dengan menghadirkan Syaikh dari Saudi
murid Syaikh Al-Albani sebagaimana yang pernah mereka tantangkan ke
Ustadz Ba’asyir beberapa bulan lalu. Tapi untuk mendebat sendiri Ustad
Abu tentang status NKRI yang menolak syariat Islam ini.
“Mereka datang untuk mendebat ustadz Abu Bakar Ba’asyir terkait negara ini darul Islam atau darul kufr.” imbuhnya.
Selama ini ketiga orang ini dikenal dikalangan mujahidin sebagai
corong BNPT. Namun mereka selalu membantahnya. Kebusukan itu terbongkar
melalui pengakuan mereka sendiri sebagai utusan BNPT di buku daftar
pembesuk.
“Nah di buku daftar pembesuk saya lihat sendiri ketiganya ngaku dari
BNPT, urutannya yang paling atas tertulis Abdurrahman, Abdul Hakim dan M
Nasir,” ungkap Abu Harits.
Karena debat tidak ada titik temu, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir
menantang mubahalah ketiga orang suruhan BNPT tersebut. Mendapat
tantangan dengan resiko yang tidak ringan tersebut, mereka hanya diam.