Poso, Kamis pagi (7 Nov 2013)
Pasca penggerebekan di Pondok Pesantren Amanah. Nasir Abas bersama
dengan dua dosen dari Universitas Indonesia melakukan silaturahim di
rumah KH. Adnan Arsal S.Ag.
Kedatangan orang yang disebut-sebut pernah menjadi ketua Mantiqi III
yang meliputi wilayah Poso ini menjadi mediator antara Kepolisian dengan
Tokoh Muslim Poso untuk menjalankan program Deradikalisasi BNPT di
Poso.
“Ma’af Pak Haji, kedatangan kami di sini untuk melakukan pelatihan
dan pemberdayaan da’i pemuda Poso agar tidak melakukan aksi radikal”
ujar Nasir Abas.
Kehadiran Nasir Abas dkk diterima dengan baik oleh Pimpinan Pondok
Pesantren Amanah. Kepada mereka Ketua Forum Silaturahim Perjuangan Umat
Islam (FSPUI) Kabupaten Poso Ust. Adnan Arsal mengungkapkan bahwa
silahkan Anda mendidik pemuda Muslim Poso agar tidak radikal, akan
tetapi jangan hanya kami yang di deradikalisasi, aparat kepolisian juga
dididik deradikalisasi, karena sesunguhnya kami hanyalah menerima akibat
dari tindakan brutal aparat kepolisian.
Yang kami lakukan adalah pembelaan diri
ketika konflik horizontal antara Muslim-Kristen, dan kami terdidik
dengan 2 hal tersebut.
Lebih lanjut beliau menegaskan, insiden salah tangkap terhadap umat
Islam dan mereka mengalami penganiayaan diluar pri kemanusiaan beberapa
waktu lalu, sulit bagi masyarakat untuk melupakan kejadian tersebut.
Beliau juga menanyakan, “Apa maksud penggerebekan di Pesantren Amanah
dan Hidayatullah oleh aparat kepolisian dengan senjata lengkap dan
dalam kondisi senjata terkokang? Bukankah itu bentuk teror terhadap para
anak yatim-piatu serta para santri yang diasuh di dua pesantren yang
umur mereka masih belasan tahun. Mereka meneror umat Islam dan merekalah
yang mendidik kami melakukan tindakan teror seperti itu, terang KH.
Adnan Arsal tegas.
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/11/09/27519/kh-adnan-arsal-merekalah-yang-mengajari-kami-radikal/