Jumat Kematian,
Ultimatum Frustasi Seorang As-Sisi
By: Nandang Burhanudin
****
Tampil dengan seragam kebesaran militer. Gagah memang. Namun ia tak
mampu menutupi semua dusta. Di balik kebesaran seragam militer, As-Sisi
menutup matanya dengan kacamata hitam yang tak pernah digunakan saat
menyampaikan orasi sebelumnya. Menurut pemikir Islam dan pakar politik
Dr. Shabri Samirah, "Kacamata hitam mencerminkan tekanan psikologis bagi
jiwa penuh dosa. Tak ubahnya seorang penjahat, pembunuh, ia selalu
bersembunyi di balik kacamata hitam."
Ia membaca orasi yang berisi ancaman, "Kami perintahkan semua yang
kontra terhadap Presiden Moursi untuk turun pada hari Jumat (26/7/13).
Berikan mandat bagi kami untuk membersihkan teroris dan pelaku kekacauan
(maksudnya Ikhwanul Muslimin dan proMoursi)."
Ultimatum As-Sisi seiring sejalan dengan hasil rapat think-tank Emirat-Kuwait-Saudi plus Syafiq di Dubai.
Sementara itu, analis militer ternamap David Bernard yang memiliki
kedekatan khusus dengan Pentagon menegaskan dalam sebuah wawancara di
CNN belum lama berselang,"Bahwa sejumlah besar komando militer MEsir
telah melaporkan kepada As-Sisi, bahwa militer terpaksa turun ke jalanan
untuk melindungi aksi demonstrasi proMoursi, jika As-Sisi masih
bersikukuh mempersenjatai dan mengerahkan preman. Karena kondisi ini
akan menjadikan Mesir terjerembab ke dalam perang saudara."
Menurutnya, As-Sisi terus melakukan komunikasi intensif dengan donatur
Emirat, yang terang-terangan turut campur dan mendanai aksi chaos di
Mesir. Namun, donatur Emirat dan Teluk tak pernah mengira, bahwa
pendukung Moursi berlimpah ruah seperti saat ini. Mengingat pihak Teluk
selama Moursi berkuasa telah melakukan operasi kekacauan ekonomi dan
keamanan.
Ketika ditanya, apakah Moursi bisa kembali menjai Presiden? David
Bernard menjawab, "Kembalinya Moursi menjadi Presiden, bukan hal
mustahil kendati saat ini belum terlaksana. Namun jika hal itu terjadi,
maka itu sebuah realitas yang harus diterima bangsa Mesir. Kini semua
menunggu, hasil dari demonstrasi besar-besaran pendukung Moursi."
Di sisi lain, pihak Ikhwanul Muslimin menanggapi orasi As-Sisi dengan
tegar dan istighfar. Ikhwanul Muslimin meyakini, kesombongan As-Sisi
hanyalah sebagian kecil dari kesombongan Fir'aun. Namun ketika Fir'aun
berkata, "انهم لشرذمة قليلون وإنهم لنا لغائظون فأرسل في المدائن حاشرين "
Kemudian Fir'aun mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala
tentaranya). (Fir'aun berkata), "Sesungguhnya mereka (Bani Israil)
hanya sekelompok kecil, dan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal
yang menimbulkan amarah kita. Dan sesungguhnya kita tanpa kecuali harus
selalu waspada" (Asy-Syu'ara)
Ikhwanul Muslimin meyakini, ending dari As-Sisi akan seperti Fir'aun;
saat hendak membantai orang-orang lemah pengikut Nabi Musa, justru
Fir'aun dan balatentaranya binasa. Bagaimana As-Sisi bisa binasa? Saya
tidak mau menebak-nebak. Hanya saja, saya tetap yakin keajaiban Ramadhan
dan khususnya tanggal 17 Ramadhan.
Satu hal yang aneh adalah sikap Salafy. Mereka diintruksikan untuk diam
di rumah. Mereka lupa, bahwa jika IM dihabisi, Salafy pun akan dihabisi.
Tinggal masalah waktu. Lalu bagaimana dengan gerakan yang
mengatasnamakan Islam yang lain? Maaf,
wujuuduhu ka'adamihi (adanya sama dengan tidak ada).
Wallahu A'lam
24/07/13; 19:05 (sebelum tarawih)
:: PKS PIYUNGAN | BLOG PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ::