Sampai saat berita ini diturunkan, belum ada steatment resmi dari
pihak pemimpin Al-Azhar As-syarif, terkait kampus Al-Azhar yang
digunakan sebagai tempat penembakan para sniper dari atas bangunan
kampus.
Bangunan kampus Azhar yang berada di jalan Hay Sadis dijadikan markas
sementara pasukan militer dan kelompok bersenjata. Letak kampus Azhar
yang dekat dengan markas Amn Daulah (Badan Intelegen Mesir) menjadikan
tempat ini strategis untuk dijadikan tempat berkumpul.
Beberapa ulama yang pernah menempuh pendidikan di Universitas tertua
di dunia ini, mengutuk pihak militer menjadikan kampus mereka sebagai
tempat untuk membunuh demonstran muslim tak bersenjata. Mereka meminta
lembaga tertinggi Al-Azhar untuk segera mengeluarkan steatment resmi
terkait pembunuhan demonstran tak bersenjata dan penggunaan kampus Azhar
oleh pihak militer.
Mereka tidak ingin Universitas tempat menuntut ilmu dikenang dengan sejarah hitam.
Dr Ahmad Thayyib sebelumnya menyatakan dukungan terhadap kudeta yang
dilakukan pihak militer Mesir pada 3 juli lalu, tanpa melakukan
musyawarah dengan para ulama Azhar lainnya.
Korban jiwa terus bertambah menjadi 120 orang dan ratusan lebih
lainnya terluka, seperti yang dilansir kantor berita Aljazeera Mubasher.