JAKARTA -- Perkembangan yang terjadi di Mesir, membuat prihatin
banyak pihak, utamanya para ormas Islam di indonesia. Salah satunya
adalah Muhammadiyah.
Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, Awar Abbas, menyatakan rasa prihatinnya atas
perkembangan yang terjadi di Mesir. "Kami mengutuk keras dengan
cara-cara yang ditempuh oleh pihak militer," ujarnya
dalam pesan singkat kepada
Republika, Ahad, (28/7).
Pihak militer Mesir dengan tega menembaki serta membunuh orang-orang
yang tidak sejalan dengan pandangan dan keinginan dari rezim yang tidak
sah, karena menjatuhkan kepemimpinan yang dipilih oleh rakyat secara
demokratis.
Pihaknya pun mengimbau kepada rakyat Indonesia dan pemerintah RI agar
tidak mengakui rezim baru yang berkuasa di Mesir. "Karena rezim
tersebut tidak menghormati prinsip-prinsip berdemokrasi yang baik,"
katanya.
Ia juga mengimbau kepada PBB dan dunia internasional menghentikan
cara-cara yang tidak beradab, seperti yang telah dilakukan oleh pihak
militer Mesir. "Apalagi hal ini mereka lakukan saat bulan suci
ramadhan," ujarnya.
Tindakan yang dilakukan oleh pihak militer Mesir ini menodai bulan
suci ini. Bulan ramadhan adalah bulan suci dimana umat muslim diajarkan
untuk peduli dan berempati kepada saudara lainnya.
Namun hal
yang terjadi di Mesir bertolak belakang dengan prinsip ini. Di Mesir
justru terjadi penodaan pada bulan ramadhan, karena oleh rezim yang
berkuasa sekarang, Islam telah dinodai dengan sikapnya yang menumpahkan
darah puluhan bahkan mungkin ratusan jiwa orang-orang yang seiman dan
sekeyakinan dengan mereka.
"Ini jelas-jelas sebuah tindakan yang benar-benar tidak terpuji dan patut untuk dikutuk," katanya.
Ia sangat mengecam sikap negara-negara barat, terutama Amerika
Serikat yang selalu mengajari dunia tentang demokrasi, namun dalam
faktanya mereka justru memperlihatkan sifat kemunafikannya, yaitu dengan
kasat mata tidak mengutuk cara-cara penyelesaian secara kudeta.
Ia menyerukan agar takyat Mesir harus bersatu untuk menghadapi rezim
sekarang ini. Ia menyarankan agar langkah-langkah ke arah utu harus
ditempuh dengan cara-cara yang beradab dan bukan dengan cara-cara yang
biadab seeprti yang terjadi saat ini.
"Saya harap pemerintah Indonesia tidak mengakui rezim yang inkonstitusional dan tak bermoral ini," katanya.