Menjelang
pelaksanaan agenda persidangan atas
presiden Mesir, Dr. Muhammad Mursi,
reaksi perlawanan terhadap kudeta militer kian meningkat. Sejumlah besar
rakyat Mesir kembali turun ke jalan-jalan kota Kairo dan berbagai
provinsi selepas
shalat Jum’at (1/11), menjawab seruan Koalisi Nasional Pro Legitimasi
dan Anti Kudeta untuk terus menggelar unjuk rasa sampai waktu
persidangan Presiden Mursi pada Senin
(4/11).
Sementara itu perdana Menteri interim Mesir, Hazem Bablawi mengadakan
pertemuan aksklusif dengan menteri pertahanan dan menteri dalam negeri terkait pengamanan terhadap jalannya persidangan nanti.
Di beberapa titik
sentral Kairo seperti
Masjid Al Fath, Ramsis dan Ma’adi, massa menggelar aksi dengan
meneriakkan yel-yel lengsernya kudeta dan kembalinya legitimasi. Aksi
serupa
juga berlangsung di Qalyubiyah, Helwan, Beni Suef dan sejumlah provinsi
lain
melawan kudeta militer. Dari beberapa masjid besar massa berkumpul dan
melakukan long march sambil mengangkat simbol “Rab’ah”. Massa di Kairo
juga berhasil menduduki alun-alun Istana Ittihadiyah, Heliopolis.
Sebelumnya pada hari Kamis (31/10)
Koalisi Nasional Pro Legitimasi dan Anti Kudeta mengeluarkan seruan kepada
rakyat Mesir untuk kembali turun ke jalan melakukan aksi besar-besaran dengan syi’ar “Minggu
Pengadilan Aspirasi Rakyat”, sebagai bentuk protes terhadap pengadilan “ilusi”
atas kepala negara yang sah beserta rekan-rekannya.
Dalam pernyataannya koalisi
melimpahkan tanggung jawab penuh kepada rezim kudeta yang telah menjatuhkan martabat
presiden terpilih dan memandang bahwa pengadilan ini hanyalah sebagai bentuk
balas dendam terhadap revolusi Januari serta merupakan upaya untuk
mengembalikan pengaruh rezim Mubarak.
Koalisi Nasional mengajak rakyat
Mesir untuk melakukan aksi di depan gedung tempat pelaksanaan sidang terhadap
Presiden Mursi di Akademi Kepolisian di distrik Tourah. Selain itu rakyat juga
diminta menggelar aksi yang sama di depan kantor-kantor konsulat luar negeri
pada Senin (4/11) mendatang dengan semboyan, “Hari Keteguhah Presiden”.
Rencananya Presiden Mursi akan
diadili bersama 14 orang petinggi Jamaah Ikhwanul Muslimin dengan tuduhan
menghasut kekerasan dan pembunuhan yang menewaskan belasan orang di depan
Istana Ittihadiyah pada Desember lalu.
Presiden Mursi disekap dan ditahan
ditempat yang tidak diketahui sejak diberlakukannya kudeta militer pada 3 Juli
lalu.
*pls48
Redaktur: Harun AR