Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung penuh aksi blusukan yang sering kali dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
sekali pun anggaran untuk kegiatan itu mencapai Rp 26,6 miliar. Sebab,
efektif atau tidaknya blusukan belum dapat terlihat dan masih butuh
waktu.
Ketua DPP Bidang Humas PKS Mardani Ali Sera
mengatakan, dana blusukan Rp 26,6 miliar bukan masalah jika dalam
penggunaannya dilakukan transparansi dan pertanggungjawaban yang jelas
oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Dia menilai, blusukan dilakukan untuk rakyat, sehingga tak jadi soal jika Jokowi gunakan dana itu untuk melayani rakyatnya.
"Selama
transparan laporannya dan ada hasil yang didapat, angka Rp 26,6 M boleh
saja. APBD kan dana rakyat, kalau diberikan ke rakyat tidak apa," jelas
Mardani kepada merdeka.com, Minggu (21/7).
Mardani menuturkan, blusukan dilakukan Jokowi
untuk memberikan ruang dan inovasi melayani rakyat. Sehingga, lanjut
dia, wajar jika pemerintah DKI menggelontorkan dana miliaran untuk
blusukan Jokowi . "Pemimpin perlu punya ruang untuk inovasi dan eksekusi," imbuhnya.
Menurut anggota Komisi I DPR ini, efektif atau tidak efektifnya gaya blusukan Jokowi masih butuh waktu pembuktian. Dia menilai, kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta yang baru seumur jagung, sudah ada beberapa perubahan.
"Efektifnya
perlu waktu, belum setahunkan. Ada yang berhasil memindahkan warga
sekitar waduk Pluit, atau meningkatkan partisipasi warga dalam kegiatan
yang digagas warga. Yang lainnya, biar DPRD DKI yang nilai berhasil atau
tidaknya," tegas dia.
Seperti diberitakan, Jokowi
membantah adanya alokasi anggaran Rp 26,6 miliar untuk kegiatannya
keliling (blusukan) menemui masyarakat ibu kota. Menurut dia, modal
blusukan hanyalah jalan kaki.
"Blusukan ga ada anggarannya,
blusukan modalnya hanya jalan kaki aja, sudah. Masak pakai modal.
Blusukan itu kan cuma jalan kaki. Ini fungsi dari management control,"
kata Jokowi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta, siang tadi.
Jokowi
mengatakan alokasi anggaran Rp 26,6 miliar yang disebut Forum Indonesia
untuk Transparansi Anggaran (FITRA) adalah dana operasional. Misalnya,
dana untuk koordinasi keamanan, ketertiban sosial dan operasional
khusus.
"Contohnya, misalnya ada kebakaran, tapi saya ga pernah
pegang dana itu. Dan kalau memang dipakai, itu juga tidak habis, paling
separuh juga tidak," ujar Jokowi yang mengenakan kemeja putih.