Kairo. Sejak sejarah berawal, rakyat Mesir adalah
satu ikatan. Berulang-ulang kaum penjajah berkonspirasi untuk membelah
kesatuan umat dan menyebarkan benih-benih permusuhan. Mereka selalu
gagal, walaupun selalu mengangkat masalah sektarian ini.
Persatuan
rakyat Mesir demikian kuat karena umat Islam pendahulu yang telah
berjasa menyelamatkan umat Kristen Koptik dari penindasan dan kekejaman
penjajah Romawi. Kekejaman inilah yang memaksa Uskup Benyamin
menyembunyikan diri di pegunungan selama 12 tahun. Setelah berhasil
mengalahkan Romawi, umat Islam pun mengembalikan beliau menduduki kursi
keagamaan nya. Selanjutnya Umat Islam memperlakukan umat Kristen Koptik
dengan penuh keadilan, seperti yang diajarkan agama mereka.
Hari
ini, sangat disayangkan, kita semua menyaksikan bagaimana kaum kudeta
militer yang haus darah menistakan pemerintahan sah dengan
sewenang-wenang. Mereka bahkan menculik presiden sah yang dipilih
rakyat. Sekarang, beliau berada di tempat yang tidak diketahui. Sebuah
perlakukan yang tidak dibenarkan agama, undang-undang, ataupun
kemanusiaan. Selain itu, mereka membekukan konstitusi yang telah
disahkan melalui referendum. Mereka membunuhi para demonstran yang
menjunjung tinggi kedamaian. Bahkan pembunuhan itu terjadi di saat
mereka sedang menunaikan shalat. Tidak membedakan antara laki-laki
maupun perempuan, semua menjadi sasaran peluru-peluru mereka.
Semua
itu dilakukan untuk mendirikan sebuah pemerintahan militer-polisi yang
diktator. Kemarin mereka menyerukan seluruh pendukungnya untuk turun ke
jalan. Ini adalah benar-benar ajakan untuk memulai perang saudara.
Ajakan ini bertujuan untuk melegitimasi pembantaian kepada para
penentang kudeta.
Sungguh sangat menyedihkan mengetahui bahwa tiga
gereja di Mesir mengumumkan turut berpartisipasi dalam demonstrasi
mendukung pemerintah kudeta ini. Sikap seperti ini sangat mengancam
stabilitas nasional, dan memperkeruh hubungan antara umat Islam dan umat
Kristen Koptik. Sulit dibayangkan, para pengikut Nabi Isa as. mengambil
peran sebagai orang yang menghalalkan dan membolehkan pemerintah kudeta
untuk menumpahkan darah.
Untuk itu, kami mengharap gereja-gereja
di Mesir memikirkan kembali keputusan yang sangat membahayakan
masyarakat dan bangsa ini.