Polemik
sekitar kunjungan Mohamed Albaradei Wakil Presiden Transisi Mesir untuk
Urusan Luar Negeri ke Israel tanggal 15 Agustus 2013 lalu, akhirnya
terbukti juga. Sebagaimana yang dilaporkan oleh CNN Arabia dan media
online setempat Leil wa Nahar
(09/08), telah terjadi serangan di Sinai menggunakan pesawat tanpa awak
(drone) oleh Israel, dan telah menewaskan lima orang dari kubu sipil di
Sinai.
Laporan tersebut
menjelaskan, bahwa serangan yang dilancarkan adalah hasil kordinasi
antara militer Mesir dengan Israel, dalam rangka membersihkan kelompok
Jihadis yang ada di sinai. Di lain pihak, juru bicara resmi militer
Mesir Kol. Ahmed Mohamed Ali mengatakan, militer Mesir membenarkan
adanya ledakan di dua titik di Sinai Utara, namun saat ini militer
sedang melakukan penyisiran untuk mengetahui sumber ledakan. Demikian
sebagaimana yang dirilis oleh media Leil wa Nahar Mesir (09/08).
Sementara itu
Aljazeera TV telah menurunkan liputan langsung sekitar serangan dari
militer Israel tersebut pada (09/08) malam. Dalam tanyangan tv itu,
seorang saksi mata Mohamed Salamah mengatakan, bahwa ia melihat langsung
percikan sinar dari Drone Israel yang melancarkan serangan roket ke
arah sipil Mesir di jalanan raya, yang sedang melakukan silaturrahmi
berkenaan perayaan Idul Fitri, dan berujung tewasnya lima orang warga
sipil Mesir.
Peristiwa berdarah
tersebut sontak membangkitkan kemarahan publik Mesir. Serta menganggap
sebagai invasi era baru Israel ke dalam wilayah teritorial Mesir,
apalagi sampai membunuh lima orang warga sipil Mesir. Sejak berakhirnya
perang Oktober 1973, serangan udara Israel ke dalam wilayah Mesir pada
tanggal (09/08) adalah yang pertama terjadi secara terorganisir.
Sehari sebelum
serangan tersebut, beberapa media setempat Mesir menginformasikan bahwa
Israel telah menutup akses untuk sementara waktu ke bandara Eillat, yang
lokasinya berdekatan dengan perbatasan Mesir Israel. Maksud penutupan
tersebut adalah untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan serangan dari
kelompok-kelompok teroris sekitar.
Hal yang lebih
mencengangkan adalah, saluran Nile TV Mesir secara tiba-tiba memutuskan
laporan langsung dari reporternya, yang saat itu sedang berada di
lokasi serangan yaitu Sinai Utara, bersama seorang saksi mata. Kejadian
konyol tersebut semakin mengindikasikan adanya grand design yang ingin
dilaksanakan oleh penguasa negeri Fir’aun itu, untuk tujuan kekuasaan
dan keamanannya.
Di mata publik
Mesir yang selama ini menempatkan Israel sebagai musuh bebuyutannya,
peristiwa berdarah tersebut semakin menambahkan daftar pelanggaran, yang
telah dilakukan oleh Jenderal Alsisi sebagai penguasa negeri Piramida,
paska kudeta yang ia lukukan terhadap Presiden Muhammad Mursi. Dan
harus dipertanggungjawabkan kelak kepada rakyatnya.