DENTUMAN bom, senjata, bahkan Jet Tempur MIG menjadi ancaman nyata
bagi relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) di Suriah. Nyawa
menjadi pertaruhan mereka dalam menjalani misi mulia ini. Hal itulah
yang terjadi saat relawan HASI, Abu Harits, menjadi Khotib Jum’at (9/8)
bagi warga Suriah di Latakia. Suara raungan jet Assad mengaum-ngaum di
angkasa.
Tentu menjalani Shalat Jum’at di Suriah adalah sebuah ujian
tersendiri bagi kaum muslimin. Tentara Suriah sengaja menjadikan waktu
Shalat Jum’at sebagai sasaran membunuh kelompok Ahlussunah yang taat
beribadah.
Dalam situasi penuh ketegangan itu, Abu Harits berwasiat kepada para
pejuang untuk menjaga diri dari perbuatan yang menyelisihi syariat
Allah dan sunnah Rasulullah SAW. Sebab, faktor utama kekalahan kaum
muslimin adalah mengingkari ayat-ayat Allah. Sebagaimana Allah
mengabadikan pelajaran tentang Perang Uhud pada surat Ali Imron ayat
152.
“ Dan sungguh Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu
membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan
berselisihdalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah
memperlihatkan kepadamu apa yang kamu suakai. Diantara kamu ada
orang-orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada pula orang yang
menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk
mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah
mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.”
Hingga Khutbah Jum’at selesai, para jama’ah masih diberikan
keselamatan oleh Allah. Mereka kembali melakukan aktifitas untuk
berjuang melawan kezhaliman Bashar Assad. Sedangkan, relawan HASI
kembali ke Rumah Sakit Salma untuk menjalan misi medis mereka.