Suatu
hal yang menarik ketika media Indonesia dihiasi berita tentang ustadz
Solmed. Saya katakan menarik karena berisi tentang statement beliau yang
mengatakan bahwa mengagalkan ceramah ke Hong Kong karena tidak mau
ceramahnya dibisniskan.
Jujur
saya sempat salut ketika membaca berita tersebut, dan dalam hati berkata
“kali ini saya mendukung beliau jika pernyataannya benar.” Namun perlu
saya garis bawahi, hanya mendukung statement beliau tentang ini, bukan
mendukung hal lainnya, terutama masalah akidah.
Ustadz
yang satu ini memang sangat tenar di tanah air lantaran berangkat dari
latar belakang seorang aktivis sebelum namanya setenar sekarang. Sebagai
seorang muslim, yang juga eks BMI (Buruh Migran Indonesia) di Hong
Kong, sangat wajib bagi saya mencerna sebuah berita dari dua pihak,
apalagi ini berkaitan dengan berita tentang BMI, yang sebenarnya mereka
itu berjasa pada pemerintah, karena telah mengurangi pengangguran
ditanah air, dan mereka itu adalah wanita-wanita yang seharusnya menjadi
tanggungan negara, namun sangat disayangkan, mereka justru dijadikan
semacam sapi perah oleh pemerintah, devisa dari pengiriman kerja mereka
keluar negeri di ambil pemerintah, namun hak-haknya sebagai pekerja
banyak yang dizolimi.
Akhirnya
saya benar-benar mencari berita valid ini dari para rekan-rekan di Hong
Kong dan dari pihak-pihak yang terikat akad dengan ustadz Solmed akan
keberangkatannya ke Hong Kong. Dan di sanalah akhirnya saya temukan
sebuah jawaban memuaskan dari banyak pihak, bahwasanya yang dikatakan
ustadz Solmedz membatalkan ceramah di Hong Kong itu tidak benar, panitia
penyelenggara telah memberi klarifikasi bahwa panitialah yang
membatalkan ustadz Solmed untuk ceramah ke Hong Kong.
Bukan
tanpa alasan pembatalan ini. Pihak penyelenggara telah menjelaskan pada
media, pembatalan ini terkait dengan permintaan ustadz Solmed yang
berat. Ketika awal akad ustadz sudah setuju dengan pemberian honor HKD
6000, tiket PP pesawat perjalanan Jakarta-Hong Kong untuk 2 orang, namun
ternyata akhirnya ustadz meminta penyelenggara untuk menaikkan honor
menjadi HKD 10.000.
Teruntuk
Bapak Solmed yang telah digelari “ustadz” oleh sebagian masyarakat
Indonesia, dan teruntuk semua pendakwah, saya sarankan, jika ingin
berdakwah ke Hong Kong agar menggunakan biaya pribadi. Semua masyarakat
tahu, para BMI ini nekat meninggalkan keluarga, suami, anak, orang tua
demi mencari penghidupan yang layak. Sangat disayangkan jika pendakwah
tidak mau menggunakan biaya pribadi untuk mendakwahi mereka, apalagi
jika sampai pendakwah mau menerima uang amplod dalam jumlah besar. [YPS/Voa-islam/wongpks]