TIDAK banyak Rektor Universitas berani menolak syiah dalam konteks
forum populer yang diadakan di kampus seperti Halal bi Halal dan lain
sebagainya. Bahkan beberapa Rektor membiarkan penodaan Islam oleh Syiah
dengan alasan kebebasan ilmiah, kebebasan bereskpresi, tetapi lupa bahwa
kebebasan tersebut diartikulasikan dengan mengindahkan kaidah ilmiah
dan mengacu pada peran kampus mengembangkan kebenaran.
Demikian dikatakan Wakil Rektor Universitas Azzahra, Taufan Maulamin,
mengapresiasi langkah Rektor UNJ memenuhi tuntutan mahasiswa untuk
menolak kehadiran tokoh Syiah Jalaluddin Rakhmat.
“Kita terkadang sirna ingatan bahwa kampus tidak hanya panggung
menumpahkan semua ide, gagasan apapun tanpa batas. Tetapi yang utama
adalah Kampus sebagai tempat dimana mengemban tanggung jawab Mencari,
mengembangkan nilai-nilai yang benar sehingga terbangun pemikiran dan
peradaban yang sesuai dengan Keyakinan pada Allah SWT,” terangnya
panjang lebar kepada
Islampos.com, Senin, 11/8.
Pada sisi ini, kata Taufan, Syiah sudah terbukti di banyak forum
ilmiah tidak mampu dan tidak berani berdebat, mengkaji dengan bukti dan
data yang mematahkan kesesatan Syiah. Sehingga tesis Syiah melakukan
penodaan Islam selalu terbukti secara ilmiah dengan bukti dan data.
“Justru dengan momentum ini kita tantang Kang Jalal yang Syiah
berbicara jujur berdampingan dengan pakar-pakar kampus yang secara
akademik memiliki otoritas kepakaran pada bidang ilmu agama. Pada forum
terbatas dan suasana Akademis dengan harapan beliau mendapat Hidayah,
selanjutnya bertobat kembali kejalan yang benar,” pungkasnya.