Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti perhelatan ajang kontes kecantikan Miss World yang akan diselenggarakan di Indonesia.
PKS menilai ajang Miss World itu tidak sesuai dengan norma-norma bahkan cenderung menabrak nilai-nilai kesantunan perempuan.
“Paduan beauty and brain dalam penilaian perempuan terhormat versi
Miss World, hanya cocok pada sebagian kecil perempuan Indonesia,” ujar
Ketua Bidang Perempuan DPP PKS, Anis Byarwati dalam keterangan persnya,
Sabtu (31/8/2013).
Menurutnya, sebagian besar perempuan Indonesia
tingkat pendidikannya masih rendah. Walaupun tingkat kecerdasan tidak
selalu berbanding lurus dengan tingkat pendidikan formal, akan tetapi
pendidikan formal membuat banyak manusia memiliki wawasan dan keilmuan
yang lebih dibandingkan yang tidak berpendidikan formal.
Data
menunjukkan tingkat pendidikan perempuan Indonesia masih sangat rendah,
rata-rata lama sekolah perempuan Indonesia hanya 7,5 tahun.
“Oleh
karena itu menurut kami, inspirasi yang lebih diperlukan mayoritas
perempuan Indonesia adalah semangat tinggi untuk bersekolah dan peluang
sekolah yang besar tanpa terhalangi oleh persoalan ekonomi,” imbuh nya..
Anis
mengatakan, meski dapat mengangkat nama Indonesia, event yang itu tidak
sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan tanah air. Dia menegaskan
perempuan PKS menolak event itu diselenggarakan di Indonesia.
“Indonesia
adalah negeri dengan mayoritas muslim, oleh karena itu menjadi sebuah
kepatutan jika penyelenggaraan internasional event di Indonesia
memperhatikan nilai-nilai universal Islam. Kehormatan perempuan tidak
terletak pada beauty and brain-nya, tetapi terletak pada ketaqwaannya di
sisi Allah SWT,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Anis mendukung
pernyataan MUI yang mengatakan bahwa dikhawatirkan penyelenggaraan Miss
World di Indonesia akan mempertontonkan perilaku glamor yang berlawanan
dengan kondisi ekonomi masyarakat.
“Kecantikan yang hanya
dipandang secara lahiriah dikhawatirkan akan berdampak pada munculnya
perilaku konsumtif untuk mempercantik diri, cantik lahiriah memang
perlu, tetapi ada esensi lain yang lebih penting, yaitu cantik akhlaq
dan budi pekerti,” tandasnya. (amf/ind)