Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berita yang muncul belakangan ini diantaranya adalah soal ziarah kubur
yang dilakukan oleh Anis Matta selaku Presiden Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari kegiatan ziarah
kubur-nya. Tapi yang bikin heboh adalah karena yang melakukan ziarah
kubur tersebut adalah petinggi partai dan jajarannya, dimana partai
tersebut (PKS) yang notabene sudah lama di cap sebagai penganut paham
Wahhabi, yang di klaim oleh mayarakat umum sebagai anti ziarah kubur.
Menurut saya, ada tiga point utama yang perlu kita cermati secara seksama, yaitu:
1. Perihal Ziarah Kubur dalam syari’at Islam.
2. Pengertian sebenarnya dari Wahhabi.
3. Cap yang terlanjur disematkan pada PKS sebagai penganut paham Wahhabi. Benarkah???
Dari hasil browsing-browsing, akhirnya saya coba ulas sepanjang yang saya bisa, perihal tiga hal di atas.
1. Perihal ziarah kubur dalam syari’at islam.
Dalil di syari’atkannya ziarah kubur adalah: Hadits Buraidah bin
Al-Hushoib radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
alihi wa sallam beliau bersabda : “Sesungguhnya aku pernah melarang
kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan”.
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Muslim dan oleh Imam Abu Daud dengan
tambahan lafazh: “Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari
akhirat”.
Jadi, ziarah kubur memang di syari’atkan dalam islam. Namun, seiring
berjalannya waktu, banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan sebagian
umat islam perihal tata cara dan tujuan ziarah kubur. Jika disimpulkan,
ziarah kubur bisa dibedakan menjadi dua macam:
a. Ziarah kubur yang sesuai syari’at, yaitu yang diizinkan oleh
Rosululloh SAW dan dalam ziarah ini ada dua tujuan. Pertama, bagi yang
melakukan ziarah dapat mengambil pelajaran dan peringatan. Kedua, bagi
mayyit ia akan mendapatkan ucapan salam dan doa dari orang yang
berziarah.
b. Ziarah kubur yang termasuk bid’ah, yaitu ziarah kubur dengan
tujuan selain yang disebut diatas, diantaranya untuk sholat di sana,
thawaf, mencium dan mengusap-usapnya, memohon pada penghuni kubur agar
dapat memberi pertolongan, rizki, kesehatan, terbebas dari segala petaka
dan bahaya serta permintan-permintaan lainnya yang hanya biasa
dilakukan oleh para penyembah berhala.
Keterangan diatas saya ringkas dari
http://aslibumiayu.wordpress.com/2012/10/21/ziarah-kubur-antara-yang-sunnah-dan-yang-bid%E2%80%99ah/. Lebih jelasnya silahkan kunjungi link tersebut atau bisa baca juga link ini
http://kautsarku.wordpress.com/2011/05/18/amalan-yang-dilakukan-ketika-ziarah-kubur/ .
2. Pengertian yang sebenarnya dari Wahhabi.
Istilah Wahhabi telah lama muncul di kalangan masayarakat kita. Sebutan
Wahhabi didasarkan pada seorang ulama yang bernama Muhammad bin Abdul
Wahhab. Beliau lahir di kota Uyainah pada tahun 1703 (1206 H). Di
masanya, Muhammad bin Abdul Wahhab merasa terganggu dengan praktek
beragama manusia yang mengandung kesyirikan, tahayul dan pengkultusan
para wali dan kuburan, semuanya yang jelas bertentangan dengan syari’at
islam. Beliau berkonsentrasi pada upaya membawa manusia kembali pada
Tauhid yang benar dan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Ketika beliau memperbaharui risalah Nabi, beliau menghadapi rintangan
dan kesulitan dan ditentang dengan keras karena mengemukakan dakwah ini.
Pada hari ini, di banyak tempat dari dunia muslim, beliau dipandang
sebagai seseorang yang sesat yang hendak mengubah agama Islam. Ini
adalah kebohongan yang tidak berdasar. Beliau adalah seorang alim ulama
besar, sebagaimana ribuan ulama yang telah mendahuluinya di atas
kebaikan ini. Aqidahnya sama dengan mereka, dan dia hanya menjadi
terkenal karena pembelaannya terhadap aqidah ini, karena beliau datang
pada waktu dimana praktek-prakek sesat begitu menyebar sehingga praktis
beliau sendirian dalam pembelaannya terhadap kebenaran.
Lebih jelasnya, silahkan baca di
http://www.raudhatulmuhibbin.org/2009/12/menyingkap-mitos-wahhabi.html
Menurut hemat saya, ziarah kubur yang termasuk bid’ah sebagaimana yang
telah di bahas di point 1 di atas itulah yang menjadi perhatian Muhammad
bin Abdul Wahhab dan orang-orang yang mengikuti perjuangannya, agar
dapat mengembalikan kepada Tauhid yang benar dan mengikuti Sunnah Nabi
Muhammad SAW.
3. PKS penganut paham Wahhabi. Benarkah???
Sepanjang yang saya pahami, PKS dengan Tarbiyahnya memang memiliki misi
untuk membentuk pribadi muslim yang Kaffah (utuh) dalam pemahamannya
terhadap Islam. Maka tidak heran jika ada seorang muslim yang telah
masuk dalam Tarbiyah akan merasa seperti baru belajar Islam dan
terbukakan pemahamannya, meskipun dia terlahir dari keluarga muslim.
Tarbiyah berusaha membawa Islam pada pemahaman yang sesuai dengan Qur’an
dan Sunnah Nabi SAW. Karena itulah, PKS dengan kader-kadernya kadang di
cap sebagai golongan keras, radikal, kaku, bahkan Wahhabi.
Namun, saya juga paham bahwa tidak sepenuhnya PKS itu keras dan kaku,
diantaranya soal ziarah kubur yang kita bicarakan ini. Jika dikaitkan
dengan jama’ah Ikhwanul Muslimin (IM), dimana PKS mengadopsi gerakan
jama’ah ini, kita bisa melihat bahwa IM dalam salah satu rukun baiat
yang di susun oleh Imam Hasan Al Bana (pendiri IM), yaitu rukun pertama
Al Fahmu (pemahaman), yang di dalamnya terdapat 20 prinsip, yang salah
satu prinsipnya menyebutkan “
bahwa ziarah kubur, sebagaimanapun bentuknya, merupakan sunnah yang disyariatkan dengan tata cara yang sesuai dengan tuntunan.”
Sumber: http://www.hasanalbanna.com/rukun-rukun-baiat/
Jadi jelas, ziarah kubur yang sesuai syari’at adalah tidak dilarang oleh PKS.
Kesimpulan yang saya dapatkan:
1. Ziarah kubur termasuk amalan yang di syari’atkan dalam Islam
dan harus sesuai dengan tuntuan Rosululloh SAW yang shohih, tanpa
diwanai dengan tujuan dan kegiatan lain yang dikhawatirkan menjurus ke
dalam bid’ah (sesuatu yang dibuat-buat atas nama syari’at).
2. Istilah Wahhabi yang dikenal oleh masyarakat kita pada umumnya
adalah perlu diluruskan. Wahhabi bukanlah suatu aliran atau pemahaman
baru dalam islam. Wahhabi hanyalah sebutan bagi orang-orang yang
berjuang dalam kemurnian Tauhid dan Aqidah, sebagaimana ulama Muhammad
bin Abdul Wahhab (dimana Wahhabi disandarkan pada namanya) melakukan
pemurnian Tauhid dan Aqidah, setelah melihat kenyataan bahwa banyak dari
umat islam yang telah mencampr adukkan ibadahnya dengan kesyirikan dan
tahayul.
3. PKS bukanlah Wahhabi. Malah lebih tepatnya menurut saya, PKS
adalah representasi IM di Indonesia. Oleh karena itu, sah-sah saja jika
Presiden PKS dan jajarannya berziarah ke makam sunan Kalijaga, dalam
rangka mendoakan dan memahami sejarah dan perjuangan para wali dalam
dakwah di Nusantara. Lihat:
http://www.merdeka.com/politik/safari-politik-anis-matta-ziarah-ke-makam-sunan-kalijaga.html
Wallohua’lam…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
By Muchamad Sujarwanto di kompasiana.com