dakwatuna.com – Gugurnya Syeikh Sa’id Ramadhan
Al-Buthy di Damaskus, Kamis (22/3/2013) silam, masih diselimuti misteri.
Banyak kalangan yang menduga bahwa kematiannya bukan disebabkan oleh
bom bunuh diri. Selain itu juga diduga bahwa pelakunya adalah rezim
Assad sendiri yang dikenal kejam, bukan oleh mujahidin Suriah.
Sebuah
Video yang diunggah oleh pengguna YouTube “Jabhat Al Nusrah” mencoba
membuktikan hal tersebut. Video yang diunggah pada tanggal 8 April 2013
ini menggambarkan situasi kejadiannya sebagai berikut secara kronologis:
1. Syeikh Sa’id Ramadhan Al-Buthy sedang mengisi sebuah kajian dengan sebuah mic di hadapannya.
2.
Tiba-tiba terjadi sebuah ledakan di hadapannya. Setelah ledakan
tersebut Al-Buthy masih bisa menggerakkan tubuhnya seraya kesakitan.
3.
Tidak lama setelah itu, datang seorang laki-laki mendatangi Al-Buthy
yang sedang kesakitan, tidak jelas apa yang dilakukan laki-laki tersebut
karena posisinya membelakangi dan menghalangi kamera.
4. Tidak
lama kemudian laki-laki tersebut langsung pergi. Selanjutnya tampak
bahwa di kepala sebelah kiri Al-Buthy terdapat luka seperti luka
tembakan, darah terlihat mengalir dari luka tersebut. Pada saat ini
Al-Buthy tidak bergerak sama sekali seperti sesaat setelah kejadian
ledakan. Pengunggah video ini menduga bahwa Al-Buthy sebenarnya dibunuh
oleh tembakan laki-laki itu yang ingin memastikan bahwa Al-Buthy sudah
berhasil dibunuh atau belum. Laki-laki tersebut diduga seorang agen
Assad, karena kejadian berada di masjid yang berlokasi di daerah
kekuasaan Assad.
5. Setelah itu berdatangan beberapa laki-laki yang sepertinya ingin menolong Al-Buthy yang sudah syahid.
Hingga
berita ini diturunkan, video yang berjudul “Leaked video, Assad’s agent
killed Bouti” itu baru dilihat oleh 31 pengunjung YouTube.
Sebelum
ini telah diberitakan bahwa Ramadhan Al-Buthy syahid, Kamis
(22/3/2013), selepas Magrib saat Al-Buthy mengisi pengajian tafsir
Al-Quran mingguan di Masjid Iman. Masjid tersebut berada di lingkungan
ibukota Mazra’a, di utara pusat kota. (dakwatuna/hdn)
Redaktur: Hendra
Topik: Krisis Suriah