SEORANG juru bicara Ikhwanul Muslimin, Ahmad Arif, mengecam kabinet
interim Mesir yang baru terbentuk pada Selasa kemarin 916/7/2013),
menggambar kabinet itu sebagai produk dari sebuah rezim yang tidak sah.
“Ikhwanul Muslimin menolak untuk ikut ambil bagian dalam kabinet ini.
Kabinet ini hadir melalui tank militer,” kata Arif kepada kantor berita
Al-Ahram.
Tiga puluh empat menteri baru dilantik pada Selasa sore dalam kabinet
pertama setelah penggulingan militer terhadap presiden Muhammad Mursi.
Kabinet baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hazem El-Beblawi, tidak
mencakup menteri dari kalangan Islamis, berbeda dengan kabinet-kabinet
sebelumnya yang ditunjuk oleh Mursi.
El-Beblawi, yang diangkat oleh Presiden interim Adly Mansour,
dikabarkan telah menawarkan posisi menteri kepada anggota Ikhwanul
Muslimin dalam pemerintahan baru, namun Ikhwan menolak dengan alasan
bahwa seluruh kabinet yang ada adalah produk yang tidak sah karena
berasal dari kudeta militer.
Arif lebih lanjut menambahkan bahwa kelompoknya telah berhenti
mengusulkan inisiatif untuk memecahkan krisis karena Mesir tidak hidup
dalam krisis politik melainkan hidup dalam sebuah kudeta dan masuknya
angkatan bersenjata dalam kehidupan politik.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin yang lain Issam Al-Arian pada bagiannya
menuduh pemerintahan baru telah merebut kekuasaan yang sah dan telah
menjadi bawahan militer.