Kairo. Dr. Muhammad Beltagi mengajak para penentang kudeta
untuk tetap meyakini pertolongan Allah swt., dan meyakini hak mereka
sebagai rakyat Mesir. Hal itu beliau sampaikan melalui rekaman video
yang ditayangkan televisi Aljazeera, Selasa 27 Agustus yang lain.
Beliau
menekankan, “Kita tidak sedang memperjuangkan kepentingan partai dan
jabatan. Kita sedang memperjuangkan kebenaran, yaitu hak seluruh rakyat
Mesir untuk hidup merdeka dan mulia tanpa harus ada yang mendiktenya
baik dari dalam maupun luar negeri.”
Menurut beliau, demonstrasi
Rab’ah telah diembargo secara media, dan akhirnya dibubarkan dengan
paksa. Pembantaian keji telah mereka lakukan dengan korban jiwa ribuan
orang. Tapi hal itu hanya memunculkan simbol Rab’ah (empat jari) yang
melambangkan keteguhan, kemuliaan, dan keberanian menghadapi orang-orang
dhalim, menyebar ke seluruh dunia.
Beliau juga menyebutkan firman
Allah swt.: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” [Ali Imran; 139].
“Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar.” [Ali Imran; 146].
Beliau
menekankan bahwa putus asa bukanlah sifat seorang yang beriman. Orang
yang beriman selalu meyakini pertolongan Allah swt. Ingatlah selalu
perkataan Nabi Musa as. ketika kaumnya merasa sudah tidak berdaya:
“Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak
Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
Setelah itu, beliau
menyebutkan ujian-ujian yang menimpa keluarganya. Kepada keluarganya,
beliau meminta untuk bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah
swt. Beliau mengatakan bahwa ketika membunuh Asmaa, militer ingin
menghapus nama Asmaa selamanya. Ternyata Allah swt. berkehendak lain,
nama Asmaa sekarang dikenal di seluruh dunia, didoakan di masjid-masjid,
tak terkecuali Masjidil Aqsha hingga Masjidil Haram.
Beliau
mengakhiri pembicaraan tersebut dengan meluruskan beberapa peristiwa
yang telah disalah-beritakan secara sengaja oleh media pendukung kudeta.
Misalnya tentang tuduhan adanya Ikhwan menembaki massa dari atas menara
masjid Al-Fatah, padahal itu adalah personil militer yang diturunkan
dari helikopter.
Demikian juga kebakaran yang terjadi di gedung
Muqawilun, Ikhwan juga yang dituduh membakarnya. Padahal direktur BUMN
tersebut menyaksikan bahwa kebakaran terjadi di lantai atas, kalau
Ikhwan yang membakarnya tentu akan terjadi di lantai dasar karena mereka
berada di bawah. Yang menyebabkan kebakaran adalah roket yang
diluncurkan dari pesawat militer. (msa/dkw)